KONTEKS.CO.ID - Beberapa hari terakhir, media sosial ramai dengan tren joget bagi-bagi THR. Gerakan joget ini dilakukan dengan maju-mundur serta kaki yang bergeser ke kanan dan ke kiri, sebagai simbol berbagi rezeki dalam bentuk THR.
Namun, tren ini menuai kontroversi karena dianggap mirip dengan tarian Yahudi. Sehingga beberapa warganet melarang dan bahkan mengharamkan untuk mengikutinya.
Asal-Usul Tarian yang Mirip dengan Tren Joget THR
Tarian yang dianggap mirip dengan tren joget THR ini sebenarnya telah dikenal sebelumnya dengan beberapa nama. Di antaranya, "Penguin Dance" atau "Bunny Hop".
Baca Juga: Pupuk Indonesia Genjot Efisiensi Imbasnya Distribusi Pupuk Tumbuh 30 Persen
Sejarah tarian Bunny Hop dapat ditelusuri ke Balboa High School di San Francisco sekitar tahun 1952.
Majalah TIME tahun 1953 menyebutkan bahwa tarian ini pertama kali muncul diikuti oleh lagu dengan nama yang sama.
Pada 1958, lagu tersebut berubah menjadi instrumental. Dan Bunny Hop semakin populer sebagai Penguin Dance hingga dikenal di berbagai negara, termasuk Arab Saudi.
Baca Juga: Harga Telur di AS Sudah 60 Persen Lebih Tinggi Gegara Kebijakan Trump, Rakyat AS Menjerit!
Selain itu, di Finlandia terdapat tarian yang serupa bernama Jenkka, yang populer pada abad ke-19.
Versi modern dari tarian ini, Letkajenkka, muncul sekitar tahun 1960 dan diadopsi dalam berbagai budaya di seluruh dunia.
Kontroversi dan Respons Warganet
Viralnya tren joget THR ini semakin diperbincangkan setelah muncul video pernikahan di Israel yang memperlihatkan pria Chassidic menari dengan gerakan yang dianggap mirip.
Baca Juga: Babak Pertama Timnas Indonesia U-17 vs Korsel: Digempur, Gawang Dafa Masih Perawan
Warganet mulai menyamakan tarian Yahudi tersebut dengan tren joget THR yang tengah viral di Indonesia.
Sebagian warganet menolak untuk mengikuti tren ini karena menganggapnya sebagai bagian dari budaya Yahudi, yang dianggap bertentangan dengan solidaritas terhadap Palestina.