KONTEKS.CO.ID - Memasuki usia ke-13, PT Pupuk Indonesia (Persero) semakin agresif memperkuat rantai pasok pupuk nasional.
Perusahaan pelat merah ini tak sekadar memproduksi pupuk, tetapi juga membangun ekosistem agribisnis yang lebih efisien dan adaptif.
Direktur Utama Pupuk Indonesia, Rahmad Pribadi, mengatakan transformasi distribusi dan produksi menjadi kunci dalam menjaga ketersediaan pupuk bagi petani.
Baca Juga: Drama Politik Berbulan-bulan Tamat, MK Resmi Pecat Presiden Korsel Yoon Suk-yeol
“Kami tidak hanya fokus pada produksi, tetapi membangun sistem agribisnis terintegrasi yang berdampak langsung kepada petani,” ujarnya, Jumat, 4 April 2025.
Hasilnya mulai terlihat. Penyaluran pupuk bersubsidi di kuartal I-2025 melonjak lebih dari 30 persen, mencapai 1,7 juta ton.
Kenaikan ini ditopang oleh digitalisasi melalui platform i-Pubers, yang mempermudah petani menebus pupuk hanya dengan KTP, sekaligus memungkinkan pemantauan distribusi secara real-time.
Baca Juga: Profil Matthew Baker, Bek Timnas U-17 Indonesia di Piala Asia U-17 Arab Saudi
Efisiensi Produksi, Restrukturisasi Anak Usaha
Di sisi produksi, Pupuk Indonesia terus menggenjot kapasitas dan efisiensi operasional. Beberapa pabrik baru seperti Amonia Urea II Petrokimia Gresik, Pupuk Kaltim V, dan Phonska V telah beroperasi. Revamping fasilitas juga dilakukan untuk menekan konsumsi energi dan bahan baku.
Tak hanya itu, Pupuk Indonesia juga merapikan lini bisnisnya. PT Rekayasa Industri (Rekind), yang sebelumnya sempat terseok, kini kembali membukukan laba setelah menjalani proses penyehatan.
Selain efisiensi internal, perusahaan turut memperluas program pemberdayaan petani berkelanjutan melalui Program MAKMUR. Hingga Maret 2025, program ini telah menjangkau 151 ribu hektare lahan dan melibatkan 128 ribu petani.
Baca Juga: Indonesia Kena Tarif Impor Trump 32 Persen, Industri Ekspor RI Terancam Runtuh
“Keberhasilan kami dalam mengintegrasikan rantai pasok dan digitalisasi menjadi fondasi utama dalam menciptakan ekosistem pertanian yang tangguh dan modern,” ujar Rahmad.
Hilirisasi dan Ambisi Amonia Hijau
Di luar sektor pupuk, Pupuk Indonesia juga serius mendorong hilirisasi industri. Tahun ini, perusahaan meresmikan pabrik amonium nitrat serta proyek amonia hijau hybrid pertama di dunia.
Artikel Terkait
Mahfud Singgung Petani dan Lahan Makin Sedikit, Subsidi Pupuk Naik Tiap Tahun
Ternyata Kementerian Keuangan Punya Dana Cadangan untuk Pembangunan IKN dan Subsidi Pupuk
Komisi VI DPR Curiga Ada Mafia dalam Pendistribusian Pupuk Subsidi
Bagi-bagi Kursi Komisaris BUMN, Anggota DPR Siti Nurizka Jadi Komut di PT Pupuk Sriwidjaja
Wamentan Sudaryono: 'Bapak Sering Ngeluh Sulit Dapat Pupuk'