KONTEKS.CO.ID - Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender (LGBT) awalnya dikategorikan sebagai salah satu gangguan mental.
Hingga American Psychological Association pada tahun 1975 menyatakan bahwa orientasi seksual seseorang, seperti lesbian, gay, dan biseksual, bukanlah merupakan gangguan mental.
Namun, penelitian juga menyebutkan bahwa kelompok LGBT lebih berisiko menderita berbagai gangguan mental, seperti depresi, gangguan kecemasan, penyalahgunaan obat-obatan terlarang, hingga melakukan percobaan bunuh diri, akibat diskriminasi yang diterimanya dari masyarakat.
Lalu, apa saja faktor yang menyebabkan seseorang bisa menjadi LGBT?
Sebenarnya, hingga saat ini para ahli pun belum dapat menjelaskan secara pasti penyebab seseorang menjadi LGBT dan memiliki orientasi seksual tertentu.
Sementara untuk identitas gender, hal ini lebih berhubungan dengan faktor psikologis seseorang, artinya bagaimana seorang individu memahami dirinya secara internal dan mencoba merepresentasikan dirinya ke luar melalui ekspresi gender.
Berdasarkan rangkuman hasil riset dari Association for Psychological Science, ada beberapa faktor yang memungkinkan adanya pembentukan orientasi seksual seseorang.