KONTEKS.CO.ID - Festival Sandeq Silumba kembali digelar tahun ini. Kegiatan tesebut merupakan agenda event tahunan Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat (Pemprov Sulbar) yang siap dipromosikan lebih luas tidak hanya di kancah nasional tapi juga global.
Wakil Menteri Pariwisata (Wamenpar), Ni Luh Puspa mengapresiasi semangat Pemprov Sulbar, para 'passandeq' sebutan bagi pelayar yang mengemudikan perahu sandeq dari Polewali Mandar, Majene, dan Mamuju, serta semua pihak yang mendukung pengembangan pariwisata Sulawesi Barat melalui kehadiran event berkualitas yang sarat makna.
“Semangat seperti ini harus kita dukung bersama-sama dan Kementerian Pariwisata siap untuk membuat Sandeq Silumba ini bisa dikenal ke kancah dunia," uja Wamenpar Ni Luh Puspa, dalam siaran pers Kemenpar, Kamis, 28 Agustus 2025.
Festival Sandeq Silumba yang digelar pada 21-26 Agustus 2025 ialah sebuah kompetisi perahu layar tradisional khas suku Mandar.
Baca Juga: Kenalkan, Ini Filosofi Sandeq, Perahu Tradisional Legendaris Suku Mandar Penakluk Laut Dunia
Lebih dari sekadar sarana transportasi, sandeq telah menjadi warisan budaya maritim, sebuah identitas dan kehormatan masyarakat Mandar, Sulawesi Barat. Walau tanpa mesin, sandeq mampu berlayar melawan arah angin dengan kecepatan mencapai 15-20 knot.
Laut bagi orang Mandar bukan hanya sumber penghidupan tapi juga ruang spiritual. Karenanya pelayaran sandeq kerap diiringi ritual-ritual adat untuk keselamatan.
Ini mencerminkan kepercayaan dan kearifan lokal yang menghormati alam sebagai sesuatu yang sakral mengenai perjalanan hidup.
Nama Sandeq sendiri dalam bahasa Mandar berarti runcing, merujuk pada bentuk haluannya yang tajam dan lancip berarti ketegasan dalam tujuan hidup. Bentuknya seperti sayap perisai, kelincahan dan desainnya yang aerodinamis, serta layar yang terbuka melambangkan keterbukaan terhadap perubahan dan tantangan.
Makna yang terkandung di dalam sandeq inilah yang menjadi unique selling point dan membuat Festival Sandeq Silumba semakin menarik untuk diselami lebih dalam.
“Ini adalah identitas, ini adalah budaya, ini adalah jati diri dari masyarakat Mandar, Sulawesi Barat yang harus kita jaga, harus kita lestarikan. Tapi yang paling penting adalah bagaimana kita harus membuat budaya ini, identitas ini bisa punya nama, bisa dikenal, dan kemudian bisa menjadi atau membuat orang lain ingin mengenal lebih jauh sampai datang,” terang Ni Luh Puspa.
Artikel Terkait
Kenalkan, Ini Filosofi Sandeq, Perahu Tradisional Legendaris Suku Mandar Penakluk Laut Dunia
Bendera One Piece, Simbol Bajak Laut yang Jadi Ikon Budaya Populer
Adidas X Willy Chavarria Bikin Oaxaca Slip On: Dari Cinta Budaya ke Tuduhan Rampas Warisan
Pacu Jalur, Warisan Budaya yang Mengakar Kuat hingga Jadi Sorotan Dunia
Festival Pacu Jalur 2025 Resmi Dibuka, Menpar: Berawal dari Ikon Budaya Jadi Magnet Wisata yang Mendunia
Dua Drakor Baru Disebut Lecehkan Budaya dan Agama, Netizen: Nama Karakternya Iblis?!