Tapi menurut Steven Neeley, lebih baik prioritaskan barang yang memberi nilai tambah jangka panjang, bukan yang cepat kehilangan nilai.
4. Tetap Biayai Anak Dewasa
Kebiasaan orang tua yang terus membiayai anaknya, meski sudah dewasa, bisa mengancam dana pensiun.
Lebih baik bantu mereka mandiri daripada terus jadi ‘sumber dana’ utama keluarga.
5. Frugal Berlebihan
Berhemat itu bijak, tapi jika terlalu pelit, bisa jadi bumerang. Barang murah yang cepat rusak justru akan lebih sering diganti.
Percayalah, kualitas itu investasi jangka panjang.
6. Gaya Hidup Melebihi Kemampuan
Naik gaji bukan berarti harus naik gaya hidup. Dennis Shirshikov menyebut bahwa banyak orang merasa "berhak" hidup mewah setelah naik penghasilan, padahal itu jebakan keuangan klasik.
Baca Juga: Nasdem Bantah KPK OTT Bupati Kolaka Timur Abdul Azis
7. Pengeluaran karena Tekanan Sosial
Seringkali kita membeli bukan karena butuh, tapi karena tidak mau "terlihat kalah". Ini jebakan yang menguras kantong dan mematikan tujuan finansial jangka panjang.
Kesalahan-kesalahan ini memang terasa "sepele", tapi bila dibiarkan bisa menghancurkan stabilitas keuangan.
Mulailah mengevaluasi pengeluaran, kendalikan gaya hidup, dan fokus membangun kekayaan nyata, bukan sekadar ilusi.***
Artikel Terkait
Cara Mudah Hitung Diskon Saat Belanja, Biar Nggak Tertipu Promo!
Nekat Curi Uang Rp2 Juta di Pesawat, Turis China Berakhir Masuk Bui
Cara Menata Rumah Minimalis agar Nyaman dan Estetis
Rekomendasi Air Fryer di Bawah 500 Watt: Hemat Listrik, Makanan Tetap Lezat!
Indonesia Tergeser! 25 Negara Paling Dermawan 2025 di Dunia, Benua Afrika Kuasai Papan Atas