• Minggu, 21 Desember 2025

Mengenal Abu Zayd Al-Balkhi, Psikolog Muslim Abad ke-9 dan Pelopor Kesehatan Mental

Photo Author
- Selasa, 5 Agustus 2025 | 14:17 WIB
Ilustrasi (Foto: Tarikhology Books)
Ilustrasi (Foto: Tarikhology Books)

KONTEKS.CO.ID - Sebagian masyarakat mungkin mengaitkan 'penyakit mental' dengan penyebab supranatural yang berhubungan dengan alam bawah sadar manusia.

Namun, seorang Abu Zayd Al-Balkhi justru membentuk kembali pola pikir terhadap kesehatan mental dengan menggambarkan hubungan antara pikiran, tubuh, dan jiwa.

Al-Balkhi ialah serang cendekiawan dan psikolog muslim yang hidup pada abad ke-9 yang lahir pada tahun 235 H atau 849 M. Dia tumbuh besar di sebuah desa Persia di Balkh (kini bagian dari Afghanistan).

Al-Balkhi juga seorang ulama yang serba bisa dan penulis yang ulung. Dirinya telah menulis lebih dari 60 buku dan manuskrip yang mengeksplorasi beragam subjek, termasuk geografi, kedokteran, teologi, politik, filsafat, puisi, sastra Arab, tata bahasa Arab, matematika, etika, dan banyak lagi.

Baca Juga: Penjelasan Psikolog tentang Selingkuh: Memahami Motivasi, Dampak, dan Penanganannya

Sebagai seorang pencari ilmu yang giat, ia rela meninggalkan kampung halamannya dan menetap di Baghdad, Irak selama delapan tahun untuk menimba ilmu agama dan sekuler, serta untuk memperoleh metodologi ilmiah pada masanya.

Tak banyak orang tahu, Al-Balkhi telah menulis satu-satunya manuskrip tentang pengobatan psikologis berjudul ‘Sustenance for Bodies and Souls’ (Masālih al-Abdān wa al-Anfus).

Manuskrip ini kini tersimpan di perpustakaan Hagia Sophia di Istanbul. Manuskrip tersebut terdiri dari dua bagian berbeda: bagian pertama berfokus pada tubuh, dan bagian kedua berfokus pada jiwa, yang telah diterjemahkan dan diberi anotasi oleh Dr. Malik Badri, bapak Psikologi Islam modern, dan diterbitkan dengan judul ‘Sustenance of the Soul karya Abu Zayd Al-Balkhi’.

Tokoh penting dalam psikologi Islam

Sebagai seorang individu dengan kecerdasan luar biasa, analisis Al-Balkhi tentang psikopatologi manusia (studi tentang gangguan mental dan perilaku abnormal pada individu) dan diagnosis gangguan psikologis seperti stres, depresi, ketakutan, kecemasan, gangguan fobia dan obsesif-kompulsif, beserta penanganannya melalui terapi perilaku kognitif, beresonansi secara mendalam dan selaras dengan psikologi modern.

Ia merupakan orang pertama yang mengadopsi pendekatan psikologis dan mengidentifikasi gejala gangguan emosional.

Baca Juga: 5 Ciri-Ciri Jika Kamu Butuh ke Psikolog

Misalnya, beberapa orang mungkin berpikir Gangguan Obsesif-Kompulsif (OCD) pertama kali dibicarakan pada tahun 1600-an.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Rizki Adiputra

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X