KONTEKS.CO.ID - Dua orang anggota personel Polres Cirebon Kota langsung mendapatkan penanganan dan dapat menyelesaikan masalah phobianya dengan menggunakan metode Ultimate SBMS Emotional Freedom Technique (USEFT).
Penanganan ini dilakukan bersama dengan Yayasan Kesehatan Mental Keluarga dan Bening Psikologi dalam pelatihan yang diselenggarakan oleh Polres Cirebon Kota pada Kamis, 20 Februari 2025 lalu.
EFT adalah teknik psikologis yang digunakan untuk mengatasi stres, kecemasan, trauma, dan emosi negatif. Caranya sederhana, yakni dengan cara mengetuk (tapping) titik-titik meridian di tubuh.
Baca Juga: Tiket Kereta untuk Mudik Lebaran 2025 Sudah Bisa Dibeli, KAI Siapkan 4,5 Juta Kursi
Teknik ini sering disebut sebagai “tapping therapy” karena melibatkan ketukan lembut pada titik-titik akupresur. Ini serupa dengan yang digunakan dalam akupunktur, sambil memfokuskan pikiran pada masalah yang ingin diselesaikan.
Menurut Agus EH dari Bening Psikologi, pihaknya mengembangkan metode EFT ke Indonesia dari metode standarnya di 9 titik menjadi 17 titik emosi. Pengembangan ini berdasarkan kasus-kasus yang ditanganinya ternyata tidak mempan hanya dengan 9 titik.
Setelah dikembangkan, berbagai kasus gangguan fisik dan mental, mulai masalah gangguan migrain, diet, nyeri pinggang, hingga masalah emosi dan gangguan seksual dapat teratasi.
Baca Juga: Kondisi Terkini Paus Fransiskus Setelah Sepekan Dirawat karena Pnenomia, Umat Katolik Panjatkan Doa
Dari Phobia Semangka Hingga Takut Ketinggian
Brigadir Nimas adalah personel yang beruntung ditangani langsung dalam pelatihan. Saat ini Nimas berdinas di Polres Cirebon Kota dan sudah 20 tahun lebih.
Ia memiliki problem tidak memiliki keberanian mendekati buah semangka. Problem ini menjadi gangguan setiap kali ada perayaan, pesta atau berkumpul dengan teman-temannya yang menyediakan buah semangka.
Reaksi Nimas begitu berdekatan dengan semangka adalah takut dan muncul rasa mual.
Baca Juga: Kapolri Ajak Band Sukatani Jadi Duta Polri Usai Lagu 'Bayar Bayar Bayar' Viral, Ini Alasannya
Teman-teman melihatnya sebagai suatu hal yang aneh. Nimas sendiri menjadi tidak nyaman karena teman-temannya juga jadi tidak leluasa memakan semangka jika ada Nimas.
Nimas menjadi salah satu peserta yang langsung ditangani dalam pelatihan.
Artikel Terkait
Polisi Akan Periksa Kejiwaan Wanita Muda Cabuli 17 Anak di Jambi
Problematika Kejiwaan dalam Kehidupan Modern
Jenis Gangguan Kejiwaan yang Menghantui Ibu Pasca Melahirkan
Penyidik Periksa Kejiwaan Siskaeee di Polda Metro Jaya Hari Ini
Gandeng Yayasan Kesehatan Mental Keluarga, Biro Psikologi Mabes Polri Gelar Peningkatan Kapasitas Psikolog Polisi