Baca Juga: Bang Pi'ie Jawara Pasar Senen: Pejuang Kemerdekaan 1945 yang Jadi Pengendali Bandit Jakarta, Menteri di Era Soekarno, Tolak Kenaikan Pangkat dari Soeharto
Ide Soejipto itu perlahan membuahkan hasil. Ini membuat mereka mulai menapak jalan menjadi pengusaha yang sukses dari bisnis minuman.
Akhirnya di tahun 1969, anak-anak Sosrodjojo menjual Teh Cap Botol.
Mereka memberi label botol-botol yang awalnya untuk promosi dengan label Teh Cap Botol Soft Drink Sosrodjojo.
Baca Juga: Sepatu Dr Martens: Sepatu Bikinan Dokter Jerman yang Jadi Ikon Anak Skena, Nyaris Bangkrut Akibat Tinggalkan Value Antikemapanan
Pengemasan dalam botol secara manual dengan memakai gayung dan corong untuk memasukkan teh dalam botol. Desain botol pun terlihat masih sangat sederhana.
Baru pada tahun 1972, merk ‘Teh Cap Botol Soft Drink Sosrodjojo berubah menjadi Teh Cap Botol Sosro.
Kata ‘Cap’ mengecil sehingga sekilas orang membaca hanya Teh Botol Sosro.
Baca Juga: Sejarah NIAC Mitra: Klub Karyawan yang Disponsori Rumah Judi, Raja Galatama yang Pernah Menaklukkan Arsenal
Penjualan pun meningkat. Di tahun 1974, pengiriman Teh Botol Sosro mencapai 2.400 botol.
Keluarga pun memutuskan untuk mendirikan PT Sinar Sosro. Mereka membangun pabrik di kawasan Ujung Menteng, Jakarta, yang mampu memproduksi 6.000 botol per jamnya.
PT Sinar Sosro juga memiliki ribuan hektare kebun teh yang berada di wilayah Jawa Tengah dan Jawa Barat.
Baca Juga: Ruud Gullit Si Bunga Tulip Hitam, Kisah Pesepakbola Paling Komplit Sepanjang Masa
Untuk proses penjualannya, awalnya Soetjipto Sosrodjojo memberikan harga Rp25 di tingkat agen dan pengecer. Namun pedagang kaki lima boleh menjual dua kali lipat dari harga agen.
Bagikan Kotak Pendingin
Inovasi lain dari Soetjipto Sosrodjojo yaitu membagikan gratis kotak pendingin kepada pengecer di ITC Cempaka Mas dan Pasar Senen pada 1981.
Teh Botol yang dingin dan segar terlihat menarik bagi pembeli apalagi di tengah udara kota Jakarta yang panas.
Baca Juga: Sejarah The North Face: Berawal dari Toko Outdoor yang Salah Lokasi, Empat Kali Ganti Pemilik, Hingga Berkibar di Paris Fashion Week
Soetjipto juga memberikan keuntungan tinggi pada para penjual dan pedagang kaki lima karena kala itu teh dalam botol masih dipandang aneh oleh toko-toko besar.
Soetjipto juga memperbaiki rantai distribusi dan sistem penjualan yang rapi sehingga tersebar hingga ke kabupaten dan kota di seluruh wilayah Indonesia.
Pada tahun 1984, Sosro bisa menjual hingga 960.000 teh botol dalam satu bulan. Sejak itulah Teh Botol Sosro menuai kesuksesan bisnis.
Baca Juga: Gebrakan Soemarno Sosroatmodjo, Gubernur DKI Kakek Bimbim Slank Bangun Perumahan Murah di Jakarta
Sosro bahkan berhasil menguasai 80 persen pasar untuk menuman sejenis walaupun terkepung merk-merk teh dari perusahaan Coca-Cola dan Pepsi. Merek ini juga mampu merebut pengaruh di berbagai restoran cepat saji.
Puncaknya, pada 2009 keluarga Sosrodjojo mengakuisisi kepemilikan McDonald Indonesia melalui PT Rekso Nasional Food. Mereka pun menjual Teh Botol Sosro di restoran cepat saji tersebut.
Generasi ke-3
Melansir dari laman resminya, PT Sinar Sosro sudah memiliki 12 pabrik yang tersebar di seluruh Indonesia.
Baca Juga: Sejarah Sepak Bola: Awal Mula Dimainkan, Pernah Jadi Olahraga Terlarang, Kini Terpopuler di Bumi
Produk tak hanya dipasarkan di dalam negeri saja tapi juga diekspor ke luar negeri bahkan sampai ke Amerika dan Eropa.
Produk yang awalnya hanya teh botol juga sudah berinovasi menjadi produk lain seperti Fruit Tea, TEBS, Air Mineral Prim-A, S-Tee, dan Country Choice.
Kekayaan Sosrodjojo
Pada 2007, Keluarga Sosrodjojo masuk ke dalam urutan 40 besar orang terkaya di Indonesia dengan total kekayaan bersih sebesar USD355 juta atau setara dengan Rp5,6 triliun (kurs Rp15.600) versi Majalah Forbes.
Baca Juga: Misteri Kematian Tragis Ditje Budiarsih, Peragawati Cantik Keturunan Bangsawan yang Tak Pernah Terungkap
Keluarga Sosrodjojo kembali masuk urutan Forbes di tahun 2009 yang memasukkannya sebagai salah satu orang terkaya di Indonesia dengan total kekayaan USD1,2 miliar atau setara Rp47 triliun. Mereka mengalahkan Chairul Tanjung yang memiliki kekayaan USD99 juta.
Setelah mengakuisisi McDonalds, PT Rekso Nasional Food berencana untuk membuka lebih dari 75 gerai baru dalam jangka waktu lima tahun.
Hingga kini PT Sinar Sosro berada di bawah pimpinan generasi ketiga keluarga Sosrodjojo. Aset perusahaan pun mencapai puluhan triliun. PT Sinar Sosro bernaung di bawah perusahaan holding company yaitu PT Anggada Putra Rekso Mulia (Rekso Group) .***
Baca Juga: Kisah Dualisme Merek Roti Legendaris Tan Ek Tjoan (1)