Wisnu: Leo yang Briefing
Sementara itu, kesaksian lainnya seputar peristiwa G30S/PKI diungkapkan oleh Marsekal Muda Wisnu Jayeng Minardo.
Dalam buku 'Kisah Mencekam Perebutan Bandara Halim Perdanakusuma pada Pemberontakan G30S' yang disusun Pusat Data dan Analisis Tempo, Wisnu yang saat itu berpangkat kolonel udara merupakan Komandan Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma.
Pada 30 September 1965 malam, Wisnu mengaku sedang berada di rumahnya di Jalan Madura, Menteng, Jakarta Pusat. Saat itu, datanglah ajudan Omar Dhani dan menyampaikan bahwa Wisnu harus segera merapat ke Halim Perdanakusuma.
Baca Juga: Jejak Kerusuhan Politik di Indonesia dari Anarkisme Reformasi 1998 Hingga Demo Algoritma 2025
"Ajudan Omar Dhani mendatangi saya pada pukul 22.00 WIB. Kata ajudan, saya harus segera pergi ke pangkalan Halim karena Komodor Leo Watimena selaku Panglima Komando Operasi Angkatan Udara akan mengadakan briefing penting," kata Wisnu dalam kesaksiannya.
Wisnu langsung bergegas menuju Pangkalan Halim Perdanakusuma. Sesampainya di sana, dirinya bertemu Leo Wattimena. Saat itu, para komandan skuadron bawahannya dan para perwira staf Koops Angkatan Udara juga sudah berkumpul di sana.
Dalam briefing itu menurut Wisnu, Leo Wattimena menyampaikan briefing singkat yang diberikan Omar Dhani sebelumnya. Yaitu, akan terjadi sesuatu di internal AD. Wisnu berujar, Leo mengungkapkan bahwa beberapa jenderal AD yang dikatakan kontra revolusioner akan diculik oleh grup yang menamakan diri progresif revolusioner.
Baca Juga: Potret Buram Mayor Sabarudin, Tentara Psikopat Era Kemerdekaan yang Cuma Tunduk pada Tan Malaka
Seingat Wisnu, dalam briefing tersebut, Leo tidak menyebut nama siapa saja jenderal AD yang akan diculik.
"Leo mengatakan bahwa dia memberikan briefing tidak lebih dan tidak kurang dari yang dia dengar dari Omar Dhani. Bahwa itu soal penculikan jenderal dan kelompok progresif revolusioner adalah urusan intern Angkatan Darat," kata Wisnu menirukan perkataan Leo Wattimena.
Ia pun mengenang kembali peristiwa briefing yang disampaikan Leo Wattimena pada malam tanggal 30 September 1965.
Ketika itu lanjut Wisnu, Leo juga meminta dirinya dan para perwira yang hadir untuk tidak ikut campur.
Leo juga sempat tampak marah ketika Wisnu mendesak agar dijelaskan siapa para jenderal dan kelompok yang akan menculik para jenderal tadi.
"Kata Leo, 'kita tidak usah ikut campur saja'. Dia kelihatan marah. Saya tanya itu. Kita adalah AURI tapi kita siap siaga," terang Wisnu.
Setelah briefing, Wisnu kemudian mengumpulkan para staf, perwira intelijen, hingga komandan skuadron. Wisnu menginstruksikan ke mereka agar melaksanakan perintah Pangkoops untuk perwira operasi dan lain-lain.