KONTEKS.CO.ID - Ketika meletusnya pemberontakan G30S/PKI meletus pada tahun 1965, nama Omar Dhani muncul dalam daftar tokoh yang diduga kuat terlibat peristiwa tersebut.
Hal itu tak lain dan tidak bukan lantaran dirinya dikenal memiliki hubungan sangat dekat dengan Presiden Soekarno.
Oleh karena kedekatannya dengan Bung Karno, konon membuat Soeharto kurang menyukai Omar Dhani.
Buktinya, bekas Pangkostrad itu tidak pernah secuil pun menyetujui berbagai pendapat Omar Dhani, termasuk saat terjadi konfrontasi antara Malaysia dan Indonesia.
Tetapi fakta menarik lain terkait keterlibatan Omar Dhani datang dari Harian Angkatan Bersenjata terbitan 8 Desember 1966. Koran ini memuat berita jalannya sidang Mahkamah Militer Luar Biasa (Mahmilub) yang mengadili mantan Menteri Panglima Angkatan Udara itu.
Pada sidang itu turut dihadirkan sebagai saksi adalah Laksamana Muda Udara Leo Wattimena yang kala itu merupakan anak buah Omar Dhani di AURI.
Saat sidang memasuki babak kelima, kesaksian Leo Wattimena, Komodor Udara Ignatius Dewanto, dan Komodor Udara Andoko malah lebih banyak memberatkan bosnya
"Menanggapi keterangan dari para saksi itu, Omar Dhani sebagian besar membenarkan tapi merasa keberatan terhadap penilaian-penilaian pribadi yang dinyatakan saksi-saksi itu terhadap perbuatan dan tindak tanduknya," tulis Harian Angkatan Bersenjata.
Misalnya, Leo Wattimena menganggap Omar Dhani adalah orang yang banyak berpikir dan bertindak nonmiliter dalam setiap kebijaksanaan yang diambilnya sebagai Menteri Panglima Angkatan Udara.
Baca Juga: Pesawat, Fiat, Hingga Limousine dalam Pelarian dan Misi Terakhir Tokoh G30S PKI DN Aidit
Leo: Omar Dhani Pimpin Briefing Tindak Pimpinan AD
Leo juga mengungkap bahwa Omar Dhani sempat memimpin rapat di rumahnya di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan dan di Penas di Polonia, Jakarta Timur, sehari sebelum pemberontakan G30S PKI meletus. Omar Dhani saat itu begitu serius memberikan briefing.
Mengutip channel YouTube Intel Melayu, Omar Dhani dalam briefing-nya mengungkap soal penggunaan senjata dan kendaraan AURI untuk membantu gerakan yang dipimpin Brigjen Soepardjo yang akan menindak para jenderal pimpinan Angkatan Darat dan peningkatan kembali operasi utuh AURI.