Tim Bayucaraka ITS dituntut menciptakan komponen Bayusuta secara mandiri, seperti motor, baling-baling, dan bodi.
“Perolehan nilai dalam kategori ini ditentukan oleh sejauh mana tingkat kemandirian tim dalam memproduksi komponen tersebut,” beber alumnus Teknik Informatika ITS itu.
Perjuangan Keras Tim Bayucaraka ITS
Di balik podium juara, Tim Bayucaraka ITS menyimpan cerita perjuangan yang menegangkan, terutama saat berhadapan langsung dengan kondisi lapangan yang asing.
Aldinata mengungkap bagaimana tim harus beradaptasi dengan hembusan angin yang kencang di lokasi lomba. “Ketika menerbangkan, kami khawatir kalau daya dari motornya tidak kuat untuk melawan angin,” kenangnya.
Aldinata menegaskan, kemenangan Tim Bayucaraka ITS adalah kombinasi dari kerja keras internal tim selama berbulan-bulan. Pun dukungan dari Direktorat Kemahasiswaan ITS serta Ikatan Orang Tua Mahasiswa ITS.
Berbekal dua prestasi di kompetisi internasional tahun ini, SAFMC Singapura 2025 dan TEKNOFEST Turki 2025, Aldinata optimistis timnya akan berhasil meraih gelar juara umum pada Kontes Robot Terbang Indonesia (KRTI) 2025 mendatang. ***