KONTEKS.CO.ID - Di tengah hiruk pikuk ancaman militer dan ekonomi, pengamat sosial Mardigu Wowiek Prasantyo menunjuk hidung musuh dalam selimut yang menurutnya jauh lebih berbahaya bagi kedaulatan bangsa, yakni media propaganda.
Menurutnya, media-media ini telah menjadi ancaman nasional (national threat) yang merusak tatanan sosial secara senyap namun masif.
Dalam sebuah diskusi, Mardigu menyuarakan keprihatinannya terhadap menjamurnya media-media yang menggunakan taktik-taktik licik untuk menarik pembaca dan menyebarkan narasi tertentu.
Baca Juga: Selamat Ginting Sebut Erick Thohir Disingkirkan Paksa: Sinyal Prabowo Bersih-Bersih Loyalis Jokowi
Salah satu modus yang paling sering ia temui adalah penggunaan judul-judul berbau pornografi dan sensasional yang sama sekali tidak relevan dengan isi beritanya.
“Salah satu threat yang kita tentukan adalah media propaganda yang merusak tadi ya. Nanti dengan pornografi, judul itu numpang doang akhirnya. Benar enggak?” ujar Mardigu dalam sebuah video yang ada di kanal Youtube dr. Richard Lee, diunggah 17 September 2025.
Menurutnya, kreativitas para pengelola media propaganda ini dalam meramu judul-judul clickbait sangat mengkhawatirkan.
Baca Juga: Ray Rangkuti Desak Erick Thohir Mundur dari Ketum PSSI: Hindari Konflik Kepentingan Cabor
Mereka secara sadar mengeksploitasi sisi psikologis pembaca untuk mendapatkan klik, sementara misi utamanya adalah menyisipkan pesan-pesan propaganda yang dapat memecah belah, menciptakan ketakutan, atau menggiring opini publik sesuai pesanan pihak tertentu.
Mardigu bahkan menyindir ironi penegakan hukum di dunia siber. Ia heran mengapa pihak berwenang bisa begitu cepat memblokir akses terhadap lembaga sepenting PPATK, namun seolah tak berdaya menghadapi serbuan judul-judul 'sampah' yang setiap hari meracuni ruang digital masyarakat.
“Bayangin ya, mereka bisa ngeblok PPATK tapi enggak bisa ngeblok judul-judul gitu ya. Salut gua, top!” sentilnya dengan nada sarkas.
Baca Juga: Baleg Sampaikan Alasan Revisi UU Polri Masuk Usulan Prolegnas Prioritas Dibahas Tahun Ini
Peringatan dari Mardigu ini menjadi pengingat bahwa perang modern tidak hanya terjadi di medan tempur, tetapi juga di layar gawai setiap warga negara. ***
Artikel Terkait
Akun @PartaiSocmed Bongkar Dugaan Perselingkuhan Bossman Mardigu, Penjarakan Juga Suami Selingkuhan
Heboh Bossman Mardigu Diduga Digerebek Warga di Rumah Selingkuhan yang Suaminya Dipenjara
Dedi Mulyadi Tunjuk Bossman Mardigu dan Helmy Yahya Jadi Komisaris BJB
Daftar Pejabat Baru Bank BJB, Mardigu dan Helmy Yahya Jadi Komisaris
Mardigu Wowiek Serukan Pembubaran Kementerian BUMN: Negara Jangan Jadi Operator, Itu Sarang Korupsi!