KONTEKS.CO.ID - Siapa bilang sekolah vokasi di Indonesia tak sesuai dengan kebutuhan Industri? Lihat, saja bagaimana Politeknik Negeri Malang (Polinema) bisa mengharumkan nama bangsa pada ajang Asean Innovative Science, Environment and Entrepreneur Fair (AISEEF) 2023. Mereka berhasil meraih medali emas.
Sebelumnya, tim mahasiswa dari Politeknik Negeri Bandung berjaya di ajang Thailand Inventor’s Day 2023. Ini pembuktikan kualitas sekolah vokasi di Tanah Air mumpuni.
Pada ajang kompetisi yang berlangsung 10-14 Februari 2023 itu, lima mahasiswa Polinema, yaitu Al Bilal Sapto Bahari (Prodi D-4 Teknik Elektronika), Cokorda Gede Astika (Prodi D-4 Teknologi Kimia Industri), Novita Ramadhanis (Prodi D-4 Akuntansi Manajemen), Ibrahim dan Rael Handy Gallant (Prodi D-3 Teknik Listrik) sukses menghadirkan inovasi sains yang berjudul “I-MATIC: Innovation Smart Lamp with Aromatherapy Based on Arduino”.
Baca Juga: Good Job, Profesor ITS Oplos Limbah Plastik dan CPO Jadi BBM dengan RON Melebihi Pertamax Turbo
Inovasi para mahasiswa Polinema sukses memancing ketertarikan para juri dalam ajang AISEEF 2023.
Ketua Tim Polinema, Al Bilal Sapto Bahari mengatakan, ide pengembangan I-MATIC bermula dari meningkatnya kasus stres yang dialami oleh masyarakat akibat pandemi Covid-19. Kondisi tersebut berdampak pada sejumlah persoalan seperti kualitas tidur yang menurun hingga gangguan tidur.
“Alat ini merupakan inovasi sains berbasis teknologi yang didasari oleh permasalahan pascapandemi yakni kondisi stres yang meningkat akibat ketidakmampuan pribadi dalam beradaptasi dengan perubahan yang terjadi,” kata Al Bilal Sapto Bahari.
Baca Juga: Hebat, Mahasiswa Ini Buka Pintu Anak Desa Kuliah di PTN
Inovasi tersebut bekerja dengan menciptakan kondisi yang nyaman bagi pengguna di saat tidur. Sebab dikolaborasikan dengan penggunaan aromaterapi dalam bentuk mist atau kabut.
Selain membantu pengguna dalam menghilangkan gangguan tidur dan menurunkan tingkat stres pasca pandemi, I-MATIC juga memiliki fungsi dan manfaat lainnya, seperti mengatur kelembaban udara, meminimalisir penyebaran virus melalui udara, dan menjaga lingkungan sekitar agar terhindar dari jamur.
Kompetisi berskala internasional ini dilaksanakan secara online oleh Indonesian Young Scientist Association (IYSA) yang bekerja sama dengan Universitas Negeri Diponegoro dan ISIF Organizing Committee.
Baca Juga: Mahasiswa ITS Atasi Masalah Limbah Minyak Jelantah UKM dengan Aplikasi Besutan Sendiri
Yang lebih membaggakan, kompetisi tersebut tidak hanya diikuti peserta dari Indonesia. Pesertanya juga datang dari Malaysia, Korea Selatan, India, Thailand, Filipina, dan Turki. ***
Artikel Terkait
Wujudkan SDM Unggul, Kemenko PMK Dorong Penguatan Pendidikan Vokasi
Kerja Sama Sekolah Vokasi IPB dan Chuo Joho Institute of Information Technology Jepang Resmi Ditandatangani
SMK dan Pendidikan Vokasi Terancam Imbas Efisiensi Anggaran, Sejumlah Program Penting Hilang
Ribuan Mahasiswa Malang Raya Bergerak Kepung Kantor DPRD, Protes Kebijakan Efisiensi Anggaran Prabowo
Demonstrasi 'Indonesia Gelap' di Jakarta Hingga Surabaya, Massa Mahasiswa Bakar Keranda dan Ricuh dengan Aparat