KONTEKS.CO.ID - Damar Canggih Wicaksono ada dalam berita ini. Siapa tak kenal dengan almarhum (alm) Dono "Warkop"? Namun pasti tak banyak tahu bahwa putra dari pemilik nama Wahjoe Sardono memiliki anak seorang pakar nuklir.
Namanya Damar Canggih Wicaksono. Dia pakar nuklir jebolan Universitas Gadjah Mada (UGM).
Sejatinya, komedian senior ini memiliki tiga putra yang semua sukses di dunia pendidikan. Selain Damar yang merupakan anak kedua, ada Andika Aria Sena, si sulung lulusan UI Jurusan Broadcast.
Baca Juga: Ali Fauzi, Mantan Napi Teroris Selesaikan Studi Doktor Pendidikan Islam
Kemudian anak bontotnya, Satrio Sarwo Trengginas yang menempa ilmu di kampus yang sama di Jurusan Bahasa Belanda.
Alm Dono sendiri adalah dosen di Universitas Indonesia (UI). Tak heran, soal pendidikan baginya adalah nomor satu.
Ini diakui oleh Indro "Warkop". "Kalau jarang tampil di film Warkop, berarti lagi ada ujian. Ga boleh syuting sama Beliau," kata Indro mengenang pada suatu kesempatan.
Baca Juga: Pembalap Indonesia Veda Ega Pratama Finis Podium, Bendera Merah Putih Berkibar di Sirkuit Sepang
Kembali ke Damar, merujuk keterangan di akun LinkedIn pribadianya, dia tercatat menuntaskan pendidikan di UGM Jurusan Teknik Nuklir pada 2004-2009.
Lalu berlanjut ke jenjang magister di École polytechnique fédérale de Lausanne (EPFL), Swiss, pada 2010. Di sana Damar mengambil Jurusan Teknik Nuklir.
Selesai S2, putra alm Dono itu kembali berkutat dengan urusan kampus. Kali ini, Damar mengambil studi S3 di universitas yang sama dengan Jurusan Fisika dan menyelesaikan studi pada 2018.
Baca Juga: Inspiratif, Polisi Baik Hati Ini Sembuhkan Orang Gila Secara Gratis, Biayanya dari YouTube
Sedangkan rangkaian kariernya di awali dengan posisi sebagai Safety Analyst Intern tahun 2011 di Leibstadt Nuclear Power Plant. Di sana dia magang 4 bulan.
Karier magang Damar dilanjutkan sebagai Analyst Intern di Paul Scherrer Institut (PSI). Di sini kerja magangnya dilakukan selama empat bulan dan tuntas November 2012.
Mengawali 2013, dia menjadi Doctoral Assistant (Laboratory for Reactor Physics and System Behaviour). Kariernya sebagai Doctoral Assistant di Swiss berlangsung selama lima tahun.
Baca Juga: Catat Sejarah Lulus dari RMAS, Prabowo Hadiri Kelulusan Dua Taruna Indonesia
Juni 2018, dia menjadi Postdoctoral Researcher (Chair of Risk, Safety, and Uncertainty Quantification) di ETH Zürich. Di sini meristis karier selama tiga tahun.
Kemudian tercatat sebagai Postdoctoral Researcher (Center for Advanced Systems Understanding) di Helmholtz-Zentrum Dresden-Rossendorf (HZDR) sejak Juli 2021 hingga saat ini.
Di luar ituBeralih ke prestasi yang telah ditorehkan. Damar mendapatkan predikat cum laude saat lulus dari UGM serta berhasil mendapatkan beasiswa Swiss Government Excellence Scholarship ketika menempuh S2 di EPFL.
Baca Juga: Sejarah Baru, Batavia Madrigal Singers dan Jakarta Concert Orchestra Asal Indonesia Tampil di Hadapan Paus Fransiskus
Di luar itu, Damar pernah menyabet penghargaan Best Paper Award dan Best Student Paper Award ketika di PSI oleh Paul Scherrer Institut / NuklearForum Schweiz (2014). Lalu Japanese Nuclear Society di tahun 2014 dan apresiasi dari American Nuclear Society pada 2015.
Dia kembali meraih penghargaan best Professional Paper pada 3rd Best Estimate Plus Uncertainty International Conference (BEPU 2020) di Lucca, Italia. Sekaligus dibagikan dengan Dr. G. Perret dari Institut Paul Scherrer pada Mei 2018. ***
Artikel Terkait
AS Dorong Kecerdasan Buatan Tak Boleh Kendalikan Senjata Nuklir
Kekuatan Kapal Selam Angkatan Laut PLA Kini Mengerikan: Sanggup Luncurkan Rudal Nuklir di Mana saja!
Kapal Induk Bertenaga Nuklir USS Harry S Truman Tabrakan dengan Kapal Kargo Raksasa di Laut Mediterania
Presiden Prabowo: Nuklir Bukan Cuma Senjata, tapi Masa Depan Energi Indonesia
Korut Tembakan Rudal Jelajah Strategis, Kim Jong Un: Kami Siap Perang Nuklir