• Senin, 22 Desember 2025

Dosen ITB Masuk Daftar Top 2 Persen Ilmuan Dunia, Risetnya Sangat Berguna untuk Energi Bersih

Photo Author
- Kamis, 11 September 2025 | 14:55 WIB
Dosen ITB, Dr. Grandprix Thomryes Marth Kadja, M.Si., masuk dalam ilmuan top 2 persen dunia. (KONTEKS.CO.ID/Dok. IG. anak.kuliah)
Dosen ITB, Dr. Grandprix Thomryes Marth Kadja, M.Si., masuk dalam ilmuan top 2 persen dunia. (KONTEKS.CO.ID/Dok. IG. anak.kuliah)
KONTEKS.CO.ID – Dosen Kelompok Keahlian Kimia Anorganik dan Fisik, Institut Teknologi Bandung (ITB), Dr. Grandprix Thomryes Marth Kadja, M.Si., masuk dalam daftar ilmuwan Top 2 Persen Dunia versi Elsevier dan Stanford University, Amerika Serikat (AS).
 
Prestasi gemilang di kancah dunia tersebut diraih Grandprix sebulan setelah menerima Penghargaan Achmad Bakrie ke-20 kategori Ilmuwan Muda atas riset material nano untuk energi berkelanjutan pada Agustus 2024.
 
Grandprix yang tergabung dalam Pusat Rekayasa Katalisis ITB (PRK-ITB) sejak 2019 tersebut aktif mengembangkan material nanopori dan MXene.
 
 
MXene merupakan material nano dua dimensi yang berpotensi besar untuk katalis pemecahan air menjadi hidrogen, pemurnian air, sensor nano, hingga sel surya.
 
Dikutip pada Kamis, 11 September 2025, Grandprix mengungkapkan, lab Pusat Rekayasa Katalisis ITB merupakan lab pertama yang mengembangkan MXene di Indonesia sejak 2019.
 
"Material ini punya peran penting untuk energi bersih dan berkelanjutan," katanya.
 
 
Grandprix mengatakan, keterbatasan fasilitas laboratorium dan penunjang lainnya bukan halangan untuk menghasilkan yang terbaik.
 
Untuk menyiasatinya, kata Grandprix, perlu semangat dan daya juang tinggi serta kolaborasi dengan internasional.
 
Adapun kolaborasi dengan internasional, mulai dari NTUST Taiwan, Kyushu University Jepang, hingga Harvard University AS.
 
 
"We make the best out of what we have," ujarnya.
 
Ia menegaskan, muda itu bukan soal usia, tetapi tentang semangat yang membara. Penelitian Dr. Grandprix telah menghasilkan publikasi internasional dan paten.
 
"Kita tidak boleh merasa kecil hanya karena masih muda," tandasnya.
 
 
la optimistis, riset katalis yang tengah digarap akan memberi dampak besar dalam lima tahun ke depan, mengingat lebih dari 90% proses industri kimia membutuhkan katalis.
 
"Penghargaan ini bonus dari perjalanan riset panjang. Yang utama adalah bagaimana penelitian kami bisa berkontribusi bagi energi bersih, lingkungan, dan industri Indonesia," katanya.***
 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Setiawan Konteks

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X