KONTEKS.CO.ID - Sosok inspiratif kembali diperlihatkan Diego Yanuar. Setelah bersepeda dari Belanda ke Jakarta selama satu tahun, kini ia menuntaskan Marathon des Sables (MDS) Legendary di Gurun Sahara.
Pelari berpaspor Indonesia yang bermukim di Belanda berhasil menyelesaikan MDS pada akhir pekan kemarin, Sabtu 12 April 2025.
Menariknya, ia melakoni Marathon des Sables yang merupakan ultramaraton dengan race ekstrem dengan jarak tempuh 250 kilometer hanya mengandalan alas kaki sandal. Bukan sepatu.
Baca Juga: Beda Usia Wulan Guritno dan Ariel NOAH yang Digosipin Pacaran tapi Maunya Nikah
Sejarah mencatat,MDS Legendary digelar mulai tahun 1986. Kegiatan ini dikenal sebagai salah satu kegiatan maraton terberat lantaran memiliki medan tersulit di seluruh dunia.
Peserta, termasuk Yanuar, wajib menapaki enam etape medan berpasir Gurun Sahara. Tiap etape memiliki jarak yang berbeda satu sama lain.
Yanuar sukses menyudahi maraton selama 7 hari yang dimulai sejak 6 April 2025 dan finish pada 12 April kemarin. Ia mencatatkan total waktu tempuh 40 jam 44 menit.
Baca Juga: HBO Konfirmasi Nama-Nama Pemeran Serial TV Harry Potter: Tayang Tahun Depan
Ajang lari ini disebut 'legendary' lantaran pesertanya adalah para pelari ultra. Mereka membawa sendiri keperluan larinya, seperti makanan, kompas dan kompor.
Sementara penyelenggara Marathon des Sables Legendary hanya menyediakan tenda bermalam dan air minum.
Alasan Yanuar Pilih Sandal daripada Sepatu
Terkait lebih memilih sandal ketimbang sepatu, ternyata dia memiliki jawaban "ilmiahnya" sendiri.
Baca Juga: Spotify Down: Puluhan Ribu Orang yang Terganggu Ancam Pindah ke Youtube dan Apple Music
Dia mengaku sudah 7 tahun belakangan menggunakan sandal saat berlari. Alasannya, lebih nyaman dan minimalis saat menggunakannya.
Sandal pun dianggapnya lebih ideal dengan medan gurun yang kering serta berpasir layaknya Sahara.
Capaiannya tersebut adalah pengalaman perdananya baginya meluluhkan Gurun Sahara di Monako.
Baca Juga: Gelar Forum Konsultasi Publik, Kementerian UMKM Terus Berbenah Tingkatkan Layanan
Namun perlu Anda tahu, Diego Yanuar acapkali melakukan beragam misi ekstrem. Antara lain, bersepeda bersama sang istri, Marlies Fennema, dari Belanda ke Indonesia.
Mengusung label "Everything in Between", pasutri ini harus melalui 23 negara selama satu tahun lamanya sebelum sampai di Jakarta.
Kegiatan Yanuar dan istri bukanlah aksi sok jago. Aksi mereka bersepeda memiliki tujuan sosial mengumpulkan dana untuk tumbuhan, hewan, dan manusia. ***
Artikel Terkait
15 Siswa MAN Insan Cendekia Serpong Dapat Beasiswa di Puluhan Universitas Ternama Dunia, Ada yang Diterima di 13 Kampus Sekaligus
Kalahkan Ramen, Soto Betawi Dinobatkan Jadi Sup Terenak di Dunia
Pahit di Negeri Sendiri, Raihan Fahrizal Laris Manis Jadi Model Louis Vuitton hingga YSL
Ungkap Kejinya Kejahatan di Perbatasan Myanmar, Film Dokumen Neraka Perbatasan Raih Award Special Recognition Awards dari CIR
Kisah Sukses Muhammad Yani Anak Kampung Gunung Batu yang Nyaris Jadi Pemulung Kini Terbang ke Harvard