KONTEKS.CO.ID - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS diperkirakan bergerak fluktuatif namun tetap berakhir melemah pada perdagangan Senin, 22 September 2025.
Rupiah diprediksi berada di rentang Rp16.600–16.660 per dolar AS, menandai tekanan baru yang dialami pasar mata uang domestik.
Data Bloomberg mencatat rupiah menutup perdagangan Jumat, 19 September 2025 dengan melemah 0,45% atau turun 74 poin ke level Rp16.601 per dolar AS.
Baca Juga: Keracunan Makanan Sudah Tak Bisa Ditolerir, KPAI Rekomendasikan Pemerintah Setop Sementara MBG
Di saat bersamaan, indeks dolar AS justru menguat 0,23% ke posisi 97,57.
Sentimen Global yang Tekan Rupiah
Pengamat forex, Ibrahim Assuaibi, menjelaskan bahwa sejumlah faktor eksternal memengaruhi pergerakan rupiah pekan ini.
Dari Amerika Serikat, sinyal kebijakan moneter The Federal Reserve menjadi sorotan utama.
Baca Juga: Update Keberadaan Riza Chalid, Interpol Polri: Lintasan Terakhir di Malaysia
Ketua The Fed, Jerome Powell, menegaskan tidak ada urgensi untuk memangkas suku bunga sebesar 50 basis poin.
“Setiap keputusan akan tetap berbasis data, bukan tekanan eksternal,” ungkap Powell, dikutip Jumat, 19 September 2025.
Selain itu, data ekonomi AS memperlihatkan klaim pengangguran awal mingguan turun menjadi 231.000, lebih rendah dari perkiraan 240.000.
Sementara itu, indeks manufaktur The Fed Philadelphia periode September melonjak ke 23,2, jauh di atas ekspektasi 2,3 dan posisi Agustus di -0,3.
Baca Juga: Puan Maharani Belum Dengar Dasar Presiden Prabowo Jadikan IKN Sebagai Ibu Kota Politik Pada 2028
Angka ini memperlihatkan pemulihan tajam pada sektor manufaktur regional.