Menurut BPK, persoalan PDP PLTU Indramayu, PLTP Tulehu, dan PLTU Tanjung Selor mengakibatkan investasi PLN paling tidak sejumlah Rp1,97 triliun belum dapat dimanfaatkan secara optimal.
Berdasarkan temuan tersebut, BPK merekomendasikan agar Direksi PT PLN mengoordinasikan dampak perubahan kebijakan dalam RUPTL kepada Kementerian BUMN dan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
Menurut BPK, koordinasi lintas kementerian ini sangat penting guna memastikan kejelasan arah proyek serta optimalisasi aset yang telah terlanjur dibangun.
Baca Juga: Kebun Ganja di Rumah Kontrakan Jombang Terbongkar, Empat Tersangka Ditangkap Polisi
Berikutnya, BPK meminta Direksi PLN melakukan evaluasi secara komprehensif terkait kegagalan tender mitra kerja sama PLTP Tulehu.
PLN harus mengambil langkah strategis guna mengupayakan penyelesaian proyek tersebut sebagai bagian dari dukungan terhadap pembangunan energi berkelanjutan.
Berikutnya, BPK mendorong PLN memperjelas status pengembangan PLTU Tanjung Selor, termasuk kesesuaiannya dengan kebutuhan sistem kelistrikan dan penyesuaian terhadap RUPTL, serta mengupayakan penyelesaian (settlement) yang melindungi kepentingan perusahaan.
Baca Juga: Bank Dunia Warning Defisit APBN 2,9 Persen, Purbaya: Suka-Suka Dia, Jangan Terlalu Percaya!
Terkait temuan dan rekomendasi BPK tersebut, Executive Vice President Komunikasi Korporat PLN, Gregorius Adi Trianto, kepada wartawan menyampaikan, pihaknya akan mempelajarinya.
Ia menyampaikan, saat ini tengah berada di lokasi terdampak bencana di Sumatera untuk memulihkan pasolakan aliran listrik.***
Artikel Terkait
Peluang Investasi Rp16,7 Triliun di Balik Pinjaman Bank Pembangunan Asia buat PLN
Respons PLN Digugat Rp1,7 Miliar: Gara-gara Pemadaman Listrik di Aceh, 18 Ribu Ayam Peternak Mati
Tarif Listrik PLN per 1 Desember 2025 untuk Semua Golongan Pelanggan Tak Bergerak! Ini Alasan Mengejutkan Pemerintah
Hambat Penanganan Darurat Bencana, BNPB Minta PLN Segera Perbaiki Jaringan Listrik di Tapanuli Tengah
PLN Minta Maaf Listrik Aceh Belum Pulih: 5 Tower Roboh, Material Seberat 35 Ton Diangkut Pakai Helikopter