Diperkirakan proses itu akan menekan biaya operasional sekaligus menurunkan emisi dibandingkan metode pengangkutan konvensional.
Baca Juga: Dari Pertanian ke Tempat Laundry, Kisah WNI Jadi Korban Manipulasi Tenaga Kerja Asing di Jepang
Direktur Nickel Industries, Justin Werner, menilai rangkaian persetujuan tersebut menjadi langkah penting untuk memperkuat rencana produksi perusahaan.
“Kami menyambut baik kenaikan kuota RKAB 2025 yang memungkinkan penjualan tambang kembali berjalan,” ujarnya.***
Artikel Terkait
Ngotot Ekspor Bijih Bauksit Dilarang, Indonesia Bikin China Menderita
DPR Minta Ekspor 5,3 Juta Ton Bijih Nikel Ilegal ke China Diselidiki
Industri Nikel Indonesia Tertekan, Impor Bijih dari Filipina Melonjak, FINI Beri Peringatan
Harta Karun yang Ditemukan Freeport adalah Sumber Daya 3 Ton Bijih Tembaga