• Senin, 22 Desember 2025

Industri Nikel Indonesia Tertekan, Impor Bijih dari Filipina Melonjak, FINI Beri Peringatan

Photo Author
- Jumat, 21 November 2025 | 16:18 WIB
Nikel (unsplash.com)
Nikel (unsplash.com)

KONTEKS.CO.ID - Forum Industri Nikel Indonesia (FINI) memperingatkan adanya potensi krisis pasokan bahan baku di tengah pesatnya pembangunan smelter nasional.

Padahal, Indonesia merupakan negara dengan cadangan nikel terbesar di dunia.

Ketua FINI, Arif Perdana Kusumah, menyebut lonjakan impor bijih nikel dari Filipina sebagai sinyal bahaya.

Baca Juga: Misi Besar Nova Arianto: Antar Timnas U-20 ke Piala Dunia

Terutama bagi keberlanjutan program hilirisasi yang selama ini menjadi strategi pemerintah.

“Indonesia menguasai sekitar 45 persen cadangan nikel global, atau 55 juta ton nikel metal,” kata Arif dalam keterangan pers pada Jumat 21 November 2025.

“Secara logika, pasokan bahan baku seharusnya paling aman.”

Baca Juga: Begini Cara Pemilik Ladang Ganja di Aceh Pantau Pertumbuhan Tanaman Haramnya: Gunakan 2 Strategi!

“Namun sekarang kita justru mengimpor dari negara dengan cadangan jauh lebih kecil,” ujar Arif.

Berdasarkan data FINI, Indonesia mengimpor 10,4 juta ton bijih nikel dari Filipina pada 2024.

Angka itu diproyeksikan naik menjadi sekitar 15 juta ton tahun depan, dengan nilai hampir USD600 juta atau sekitar Rp10 triliun.

Baca Juga: Tak Pasang Target, Tim Indonesia Malah Lolos ke Piala Dunia 2026 Sepak Bola Cerebral Palsy

Arif menyoroti paradoks bahwa Filipina hanya memiliki 4,8 juta ton cadangan nikel atau sekitar empat persen cadangan global.

Angka itu berarti satu per sepuluh dibandingkan cadangan nikel yang dimiliki Indonesia.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Ari DP

Sumber: Jakarta Globe

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Stok Aman, Pemerintah Putuskan Stop Impor Beras 2026

Sabtu, 20 Desember 2025 | 15:45 WIB
X