Rencananya, hanya sekitar 200 BUMN yang sehat dan strategis yang akan dipertahankan. Ini berarti, lebih dari 800 perusahaan pelat merah dan ribuan karyawannya kini berada di bawah ancaman likuidasi atau suntik mati.
Transformasi ini tidak akan berhenti di pemangkasan. Febriany menegaskan bahwa Danantara juga akan melakukan privatisasi terhadap BUMN yang dianggap tidak strategis, meskipun perusahaan tersebut saat ini mencetak keuntungan.
"Apakah make sense, to keep sektor-sektor ini? Masuk akal nggak sih? Ini bukan cuma masalah dia profit atau tidak. Kalau dia profit, tapi bukan sektor yang mana kita akan bank on, itu kan distraction," terangnya.***
Artikel Terkait
Harga Telur dan Daging Ayam Melonjak Akibat MBG, Danantara Siapkan Proyek Peternakan Rp20 Triliun
Ini Sikap Kejagung Soal Pengusutan Korupsi BUMN Pascalahirnya Danantara
Perjuangan Tanpa Lelah Fasilitator Rumah BUMN Telkom Ajak Digitalisasi UMKM Binaan
Profil Raja Yordania Abdullah II, Calon Tamu Prabowo dan Danantara dalam Misi Diplomatik Penting
Danantara Awasi Ketat Suntikan Dana Rp23,67 Triliun ke Garuda Indonesia