“Kalau diputihkan yang di bawah Rp1 juta, pengembang juga siap bantu bayar. Ini langkah untuk bantu rakyat kecil bisa punya rumah,” ujarnya.
Baca Juga: Timur Kapadze Buka Suara Soal Kemungkinan Melatih Timnas Indonesia
Langkah tersebut diharapkan bisa memperluas akses pembiayaan rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah dan mendorong sektor perumahan kembali bergairah.
Ekonomi Butuh Keberanian Eksekusi
Sorotan Purbaya terhadap lambatnya realisasi anggaran, baik di daerah maupun pusat, memperlihatkan masalah klasik birokrasi yang belum tuntas: uang ada, tapi tidak segera digerakkan.
Purbaya menegaskan, pemerintah daerah dan kementerian teknis harus berani mengeksekusi program dengan cepat dan tepat.
Baca Juga: Dikritik Penggemar, Malaysia Cuek Kirim Skuad Utama di Bulu Tangkis SEA Games 2025
“Kalau terus ditahan, rakyat tidak merasakan manfaatnya. Kita butuh keberanian untuk menggerakkan ekonomi, bukan hanya menghitung angka di rekening,” pungkasnya.
Dengan begitu, bukan hanya likuiditas Pemda yang hidup, tapi juga denyut ekonomi rakyat yang kembali berputar dari desa hingga kota.***
Artikel Terkait
Kemenkeu Berganti Rezim dari Sri Mulyani Kapitalisme Swasta ke Purbaya Kapitalisme Negara, Harris Turino Ungkap Perbedaannya
Setahun Pemerintahan Prabowo-Gibran, Nasaruddin Umar dan Purbaya Jadi Menteri dengan Kinerja Memuaskan
Geliat Ekonomi yang Diklaim Purbaya Belum Sentuh Anak Muda, Angka Pengangguran Gen Z Tetap Tinggi
Purbaya Klaim Ekonomi Mulai Bangkit Akhir 2025, Kelas Menengah Jadi Penikmat Awal Pemulihan
Ikutan Nobar, Warganet Salfok dengan Tas Mewah Istri Menkeu Purbaya: Bottega Veneta Dong!