Akibatnya, arus keluar dana asing kembali meningkat, membuat rupiah kesulitan untuk bertahan lama di zona hijau.
Meski begitu, beberapa analis menilai pelemahan ini masih dalam batas wajar.
“Selama tidak menembus level Rp16.600, tekanan terhadap rupiah masih tergolong teknikal, bukan fundamental,” kata Analis Pasar Uang Mirae Asset, Dimas Prasetyo, kepada awak media.
Peluang Pemulihan Masih Terbuka
Meski rupiah sempat goyah, potensi penguatan belum sepenuhnya tertutup.
Pelemahan dolar AS bisa kembali terjadi jika data ekonomi AS menunjukkan perlambatan, terutama di sektor tenaga kerja atau inflasi.
Baca Juga: Peran Masyarakat Adat Strategis Topang Ekonomi Bangsa
Selain itu, intervensi Bank Indonesia (BI) melalui operasi pasar valas dan penjualan Surat Berharga Negara (SBN) juga bisa membantu menahan tekanan lebih dalam.
“BI masih punya ruang intervensi yang cukup, baik dari cadangan devisa maupun kebijakan likuiditas,” ujar Ekonom Bank Mandiri, Faisal Gunawan.***
Artikel Terkait
Nilai Tukar Rupiah Melemah Tajam per Dolar AS Hari Ini, Pasar Nantikan Kebijakan The Fed yang Masih Misterius
Rupiah Impoten Lawan Dolar Singapura, Nilai Tukar Terlemah Terhadap SGD Sepanjang Sejarah RI Merdeka!
Nilai Tukar Rupiah Terus Ambles, Perry Warjiyo: Bank Indonesia Gunakan Seluruh Instrumen Agar Tak Terus Tertekan
Nilai Tukar Rupiah Diprediksi Kuat Lagi: Menkeu Purbaya Yakini Investor Akan Kembali
Rupiah Terombang-ambing! Nilai Tukar Hari Ini Dihantam Dolar AS & Sentimen Global, Pasar Waspada Langkah The Fed