• Senin, 22 Desember 2025

Rupiah Kembali Loyo Jelang Akhir Pekan, Tanda Awal Tekanan Baru dari Dolar AS?

Photo Author
- Jumat, 10 Oktober 2025 | 11:05 WIB
Ilustrasi uang rupiah dan dolar AS. (Instagram.com/indopolitika)
Ilustrasi uang rupiah dan dolar AS. (Instagram.com/indopolitika)

KONTEKS.CO.ID - Nilai tukar rupiah kembali tergelincir terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di awal perdagangan Jumat, 10 Oktober 2025.

Berdasarkan data Refinitiv, rupiah dibuka di level Rp16.560 per dolar AS, melemah 0,12 persen dibandingkan posisi penutupan Kamis, 9 Oktober 2025 di Rp16.540 per dolar AS.

Dolar AS Masih Jadi Magnet Utama

Baca Juga: Tsunami Akibat Gempa M7,6 Terdeteksi di Melonguane, Ganalo, dan Beo, BMKG: Masyarakat Harus Tetap Waspada

Melemahnya rupiah pagi ini bukan tanpa alasan.

Indeks dolar AS (DXY) terpantau masih bergerak di zona tinggi meski sempat turun tipis 0,17 persen ke 99,368 pada pukul 09.00 WIB.

Sehari sebelumnya, DXY sempat melesat hingga 0,63 persen ke posisi 99,538 — level tertingginya sejak awal Agustus.

Kondisi ini menandakan dolar masih jadi pilihan aman bagi investor global, terutama setelah imbal hasil obligasi AS terus naik.

Baca Juga: BMKG Juga Keluarkan Peringatan Tsunami di Papua Pascagempa Kuat Hantam Melonguane dan Keerom

Sentimen semakin diperkuat oleh komentar hawkish pejabat The Federal Reserve (The Fed) yang mengisyaratkan kehati-hatian dalam menurunkan suku bunga.

“Kami masih perlu berhati-hati karena tekanan inflasi bisa bertahan lebih lama dari perkiraan, terutama akibat potensi dampak tarif baru terhadap harga barang,” ujar Michael Barr, Gubernur The Fed, dalam pernyataan resminya.

Komentar itu cukup untuk mengubah arah ekspektasi pasar yang sebelumnya berharap pemangkasan suku bunga lebih cepat.

Tekanan Eksternal Bikin Rupiah Sulit Bernapas

Baca Juga: Tsunami Setinggi 17 Sentimeter Terdeteksi di Essang Kepulauan Talaud Usai Gempa M7,6

Kenaikan imbal hasil obligasi AS dan penguatan dolar menciptakan tekanan ganda bagi mata uang emerging markets, termasuk rupiah.

Investor global cenderung mengalihkan dana dari aset berisiko seperti saham dan obligasi Indonesia menuju aset dolar yang dianggap lebih aman.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Lopi Kasim

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Stok Aman, Pemerintah Putuskan Stop Impor Beras 2026

Sabtu, 20 Desember 2025 | 15:45 WIB
X