KONTEKS.CO.ID - Rupiah membuka perdagangan Kamis, 9 Oktober 2025, dengan langkah percaya diri.
Mata uang Garuda menguat 0,33% ke level Rp16.500 per dolar Amerika Serikat (AS), memanfaatkan momentum pelemahan indeks dolar dan perubahan sentimen global.
Pelemahan Dolar Buka Jalan untuk Rupiah
Baca Juga: Harga Emas Antam Tembus Rp2,3 Juta per Gram Hari Ini, Tren Kenaikan Belum Reda
Data Refinitiv mencatat, rupiah sempat ditutup melemah ke Rp16.555 per dolar AS pada perdagangan sebelumnya.
Namun, pagi ini situasi berbalik.
Indeks dolar (DXY) berada di zona koreksi 0,15% ke level 98,760 setelah tiga hari beruntun menguat.
Pelemahan DXY ini jadi angin segar buat mata uang emerging market, termasuk rupiah.
Baca Juga: Memaknai Hari Surat Menyurat Internasional: Merajut Kehangatan Lewat Tulisan
Secara teknikal, penurunan indeks dolar memberi ruang bagi penguatan aset berisiko, terutama saat pelaku pasar mulai keluar dari mode “risk-off” akibat ketidakpastian fiskal di Amerika Serikat.
Faktor Global: Politik dan Kebijakan Moneter Jadi Penentu
Di Eropa dan Asia, ketidakpastian politik di Prancis dan Jepang membuat euro dan yen tertekan, yang sempat memberi dorongan sementara bagi dolar AS.
Namun, sentimen tersebut tertahan setelah risalah rapat FOMC The Fed yang bernada hawkish dirilis.
Baca Juga: Gunung Ibu di Halmahera Barat Maluku Utara Erupsi Dahsyat, Kolom Abu Capai 2.000 Meter!
Sebagian besar pejabat The Fed masih melihat perlunya pelonggaran moneter hingga akhir tahun, tapi mereka juga menyoroti risiko inflasi yang harus diawasi ketat.
Nada hati-hati ini membuat pasar menilai The Fed tidak akan tergesa-gesa menurunkan suku bunga lebih lanjut.
Shutdown Pemerintahan AS Jadi Faktor Penekan Dolar
Selain itu, potensi shutdown pemerintahan AS yang memasuki pekan kedua ikut menekan dolar.
Baca Juga: Penjelasan Pakar Soal Etanol, Apakah Bikin Boros dan Aman untuk Mesin
Ketidakpastian fiskal membuat pelaku pasar mulai khawatir terhadap aktivitas ekonomi AS.
Semakin lama penutupan berlangsung, semakin besar potensi tekanan terhadap pertumbuhan.
Dalam kondisi seperti ini, rupiah dan aset pasar berkembang lainnya menjadi alternatif menarik.
Investor mencari imbal hasil yang lebih baik di tengah volatilitas pasar global.
Artikel Terkait
Nilai Tukar Rupiah Melemah Tajam per Dolar AS Hari Ini, Pasar Nantikan Kebijakan The Fed yang Masih Misterius
Rupiah Impoten Lawan Dolar Singapura, Nilai Tukar Terlemah Terhadap SGD Sepanjang Sejarah RI Merdeka!
Nilai Tukar Rupiah Terus Ambles, Perry Warjiyo: Bank Indonesia Gunakan Seluruh Instrumen Agar Tak Terus Tertekan
Nilai Tukar Rupiah Diprediksi Kuat Lagi: Menkeu Purbaya Yakini Investor Akan Kembali
Rupiah Terombang-ambing! Nilai Tukar Hari Ini Dihantam Dolar AS & Sentimen Global, Pasar Waspada Langkah The Fed