KONTEKS.CO.ID - Polemik rokok kembali jadi sorotan.
Di satu sisi, rokok disebut biang masalah kesehatan; di sisi lain, industri ini jadi penyokong ekonomi dan lapangan kerja jutaan orang.
Menteri Keuangan Purbaya tak menampik tarik ulur itu.
Baca Juga: Inflasi September 2,65 Persen, Sumut Melonjak, Papua Terkendali
Ia menegaskan bahwa kebijakan pemerintah soal cukai rokok akan selalu mengutamakan manfaat terbesar bagi masyarakat.
Kritik dan Karangan Bunga untuk Purbaya
Keputusan pemerintah tidak menaikkan tarif cukai rokok pada 2026 memicu pro-kontra.
Di depan kantor Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Selasa, 30 September 2025, sempat terlihat karangan bunga berisi sindiran atas sikap Purbaya.
Baca Juga: Ogah Panik Usai Liverpool Keok Lagi, Van Dijk: Jangan Bikin Kesalahan Konyol!
Pesannya jelas: sebagian kalangan menilai kebijakan ini akan membuat rokok semakin mudah diakses masyarakat.
Purbaya menanggapinya santai.
Ia menantang pihak yang mengkritik untuk menyodorkan alternatif kebijakan yang bisa menyeimbangkan sisi kesehatan dan ekonomi.
“Kita lihat mana yang paling bermanfaat buat ekonomi dan masyarakat, itu yang kita kerjakan. Saya nggak mau industri kita mati terus kita biarkan yang ilegal hidup,” ujarnya.
Kesehatan vs Lapangan Kerja
Saat ditanya soal dampak kesehatan, Purbaya justru balik bertanya: siapa yang bisa menjamin solusi kesehatan juga bisa membuka lapangan kerja?
Artikel Terkait
Freeport-McMoran Bantah Sudah Sepakat dengan Pemerintah Indonesia soal Pelepasan Saham 12 Persen
BPS Catat Inflasi September 2025 Sebesar 0,21 Persen, Percaya?
BPS: Harga Beras di Bulan September 2025 Naik
Pemerintah Resmi Beri Diskon Tiket Pesawat Hingga Kereta Api Saat Nataru, Simak Jumlah dan Tanggalnya
Inflasi September 2,65 Persen, Sumut Melonjak, Papua Terkendali