Dari jumlah itu, sekitar sembilan juta ton berasal dari impor sawit.
Indonesia masih menjadi pemasok terbesar, dengan pengiriman sekitar 4,4 juta ton sepanjang 2024.
Meski India mengurangi impor sawit, kebutuhan minyak nabati global diprediksi tetap tumbuh.
Kondisi ini menjadi peluang sekaligus tantangan bagi Indonesia untuk menjaga daya saing dan memperluas pasar ekspor.
Baca Juga: Ngaku Tak Dendam Sama Anies, Prabowo: Belajar dari Saya 4 Kali Kalah Pemilu
Fadhil menekankan perlunya strategi diversifikasi.
“Kalau terlalu bergantung ke pasar tertentu, risikonya tinggi,” katanya.
“Indonesia harus menjaga daya saing harga sekaligus memperluas tujuan ekspor,” ia mengungkapkan.***
Artikel Terkait
Pemerintah Tambah Lahan Sawit buat Agrinas, Kini Mencapai 1,5 Juta Hektare
Indonesia Ubah Limbah Sawit Jadi Bioetanol untuk Percepat Transisi Energi
Indonesia Selalu Menang Gugatan atas Uni Eropa, Soal Sawit Sudah Empat Kali!
Indonesia Bisa Tuntut Uni Eropa untuk Status ‘Risiko Nol’ Sawit
Lonjakan Harga Sawit Mengintai, Indonesia Diminta Hentikan Moratorium Perkebunan