• Minggu, 21 Desember 2025

INDEF: Menkeu Purbaya Harus Jaga Keseimbangan Ekonomi, Buka Banjiri Likuiditas Bank

Photo Author
- Minggu, 28 September 2025 | 11:37 WIB
Direktur INDEF, Eisha Magfiruha Rachbini. (KONTEKS.CO.ID/Ist)
Direktur INDEF, Eisha Magfiruha Rachbini. (KONTEKS.CO.ID/Ist)
KONTEKS.CO.ID – Direktur Indef, Eisha Maghfiruha Rachbini, meniai bahwa kebijakan fiskal, dalam hal ini pengelolaan keuangan negara Rp200 triliun melalui APBN sebagai instrumen dalam mendorong stabilitas ekonomi bukan langkah tepat.
 
Eisha di Jakarta, Minggu, 28 September 2025, mengatakan, langkah tersebut tidak tepat karena yang diperlukan adalah menjaga keseimbangan ekonomi, bukan membanjiri likuiditas.
 
Menurut dia, penggelontoran likuiditas justru akan mendorong ketidakseimbangan pada pasar keuangan, dan berdampak akibat dari kebijakan penempatan dana pada perbankan.
 
 
Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa perlu juga memikirkan dampak penempatan dana tersebut secara lebih komprehensif pada pasar keuangan dan sektor riil.
 
"Sebab, injeksi likuiditas yang berlebihan dapat menimbulkan masalah baru," ujarnya. 
 
Lebih lanjut Eisha menyampaikan, likuiditas bukan menjadi masalah utama bank-bank Himbara bahkan perbankan nasional. 
 
 
LDR perbankan Per Juli LDR 87% belum melewati batas aman OJK 94%. Pertumbuhan kredit masih terbatas, hanya berbeda 0,1 persen dari pertumbuhan DPK. 
 
Pada Juli 2025, kredit tumbuh 6,7% dan DPK tumbuh 6,6% Rasio AL/DPK masih sekitar 27,05% pada Juni 2025 dan 27,08% pada Juli 2025, termasuk penempatan di SBN dan SRBI sekitar Rp790 triliun. 
 
Pertumbuhan undisbursed loan tahunan sebesar 9,51% pada Juni 2025 dibandingkan Juni 2024. 
 
"Angka ini cukup tinggi, bahkan pertumbuhan undisbursed loan di bank-bank persero bahkan mencapai 20,9%, mencerminkan ketidakpastian dunia usaha," katanya.
 
 
Pertumbuhan kredit sebesar 7% per Juli 2025, data ini tidak mencerminkan masalah likuiditas, namun sisi permintaan kredit yang lemah, industri dan pelaku usaha menghadapi ketidakpastian tinggi dalam menjalankan usaha. 
 
Posisi operasi moneter Bank Indonesia (BI) per minggu I September mencapai Rp991 triliun naik dari Rp 904 triliun pada minggu I Sep 2024. Sehingga, hal ini mencerminkan adanya excess liquidity yang tidak disalurkan pada kredit. 
 
Melainkan, sebagian besar excess liquidity (sekitar 70 persen) ditaruh pada SRBI karena bunga yang tinggi.  Posisi dana bank di SBN pada minggu 1 bulan September 2025 mencapai Rp1.545 triliun, naik dari Rp1.505 triliun pada periode yang sama tahun 2024.***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Setiawan Konteks

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Stok Aman, Pemerintah Putuskan Stop Impor Beras 2026

Sabtu, 20 Desember 2025 | 15:45 WIB
X