KONTEKS.CO.ID - Rencana penggabungan maskapai milik negara Pelita Air dengan Garuda Indonesia masih dalam tahap kajian, demikian disampaikan Danantara.
Langkah ini disebut sebagai bagian dari upaya meningkatkan produktivitas kedua maskapai.
Belum lama ini, Danantara mengajukan gagasan merger Pelita-Garuda dalam rapat bersama DPR.
Baca Juga: KPK Belum Tahan Sekjen DPR Indra Iskandar, Bola Panas Ada di Hitungan BPKP
Lembaga tersebut membawahi seluruh BUMN, termasuk kedua maskapai itu.
Pelita Air merupakan anak usaha komersial dari Pertamina.
Direktur Utama Danantara, Rosan Roeslani, mengatakan lembaganya masih meninjau rencana tersebut.
Baca Juga: Link CCTV Pantau Demo 17 September 2025: Ribuan Driver Geruduk Istana, Kemenhub hingga DPR
“Kami masih melakukan evaluasi,” ujar Rosan di sela konferensi kredit mikro perumahan di Jakarta, baru-baru ini.
Sebelumnya, Rosan mengakui merger ini menjadi bagian dari strategi Danantara untuk mendorong efisiensi dan produktivitas.
“Kami ingin mengoptimalkan aset yang ada, baik dari jam terbang hingga suku cadang pesawat,” katanya.
Baca Juga: Demo 17 September 2025: Ribuan Ojol Geruduk Jakarta, Ini Jadwal, Lokasi, dan 7 Tuntutan Utama
Dalam surat kepada Bursa Efek Indonesia, Direktur Utama Garuda Indonesia, Wamildan Tsani, menulis rencana konsolidasi masih berada pada “tahap eksplorasi awal”.
Sebab, masih dalam pembahasan dengan para pemangku kepentingan.
Artikel Terkait
Garuda Indonesia Buka Rute Baru Jakarta-Bali via Bandara Halim Perdanakusuma
Pelita Air Buka Rute Sibuk Jakarta-Singapura, Segini Harga Tiketnya
Setelah 6,5 Tahun, Garuda Indonesia Kembali Operasikan Boeing 737-8, Ini Tujuannya
Disuntik Dana Segar Danantara, Garuda Indonesia Target Laba Rp4 Triliun
Pesawat Pelita Air Resmi Gunakan Avtur dari Minyak Jelantah, Rute Perdana Jakarta-Bali, Begini Situasinya