KONTEKS.CO.ID – Pusat Studi Ekonomi dan Hukum (CELIOS) menilai kepercayaan publik terhadap pengelolaan fiskal negara terus menurun di tengah melemahnya konsumsi rumah tangga dan meningkatnya tekanan utang.
Karena itu, CELIOS menegaskan perlunya pergantian pucuk pimpinan fiskal, yakni Menteri Keuangan, untuk memulihkan kredibilitas dan memperbaiki tata kelola anggaran negara.
Direktur Eksekutif CELIOS, Bhima Yudhistira, menilai langkah tersebut mendesak dilakukan bersamaan dengan penghentian rencana kenaikan tunjangan anggota DPR.
Selain itu, CELIOS mengusulkan gaji legislator dibatasi maksimal tiga kali upah minimum provinsi (UMP) DKI Jakarta serta pembentukan Komite Remunerasi Independen guna menilai kewajaran penghasilan pejabat negara.
Dana reses DPR juga didorong untuk dipublikasikan secara terbuka sebagai bentuk transparansi.
Di sisi lain, CELIOS menekankan urgensi reformasi pajak untuk memperluas ruang fiskal tanpa menekan konsumsi masyarakat.
Bhima menyebutkan, pemerintah perlu segera menerapkan pajak kekayaan (wealth tax) serta mempercepat pembahasan RUU Perampasan Aset, sehingga harta hasil tindak pidana ekonomi dapat dikembalikan ke kas negara.
“Dengan cara ini, penerimaan negara bisa diperkuat tanpa membebani masyarakat kelas menengah dan bawah,” ujar Bhima.
“Pajak yang lebih progresif akan membantu mengurangi ketimpangan sekaligus menjaga daya beli rumah tangga,” ia menambahkan.
Baca Juga: Nyeleneh, Pengamat Ekonomi: Judi Kasino Legal, Utang Indonesia Lunas!
CELIOS menegaskan, kombinasi pergantian kepemimpinan fiskal dan perombakan sistem perpajakan akan menjadi langkah krusial.
Hal itu untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat, menyehatkan APBN, serta mengurangi dominasi elite dalam distribusi beban ekonomi nasional.***
Artikel Terkait
Gaji dan Tunjangan DPR Tetap Kena Pajak, DJP Tegaskan Tidak Ada Pembebasan PPh untuk Pejabat Negara
Jerome Polin Cs Suarakan 17 Plus 8 Tuntutan Rakyat, dari Reformasi DPR, Pajak hingga Tarik TNI ke Barak
Mudah! Begini Cara Bayar Pajak Kendaraan via Online Meski Tarif Makin Tinggi
Kabar Bahagia dari Menkeu Sri Mulyani: Tak Ada Kenaikan dan Pajak Baru di 2026