Sekadar informasi, berdiri di Shenzhen pada 2001, GEM adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Shenzhen dan Bursa Efek Swiss, dengan lebih dari 11.000 karyawan di China, Afrika Selatan, Korea, dan Indonesia.
Perusahaan ini merupakan pelopor global dalam pertambangan dan daur ulang perkotaan, memproses lebih dari 10 persen baterai EV dan limbah elektronik akhir masa pakai Tiongkok setiap tahunnya, serta memulihkan lebih dari 20 mineral penting, termasuk kobalt, nikel, dan litium.
Diakui oleh Forum Ekonomi Dunia (World Economic Forum - WEF) dan Perserikatan Bangsa-Bangsa atas kepemimpinannya dalam ekonomi sirkular, GEM kini menjadi titik acuan global dalam industri metalurgi hijau, yang menggabungkan skala, inovasi, dan keberlanjutan.
Di Indonesia, GEM telah melakukan investasi signifikan dalam material energi baru berbasis nikel, termasuk pendirian kawasan industri nikel berteknologi tinggi, laboratorium inovasi bersama dengan universitas papan atas di Indonesia dan China, dan program beasiswa yang menghasilkan lulusan magister dan doktoral di bidang
metalurgi. Inisiatif ini mencerminkan visi GEM untuk menggabungkan teknologi, budaya, dan keberlanjutan, serta semakin memperkuat posisi Indonesia sebagai pusat strategis rantai pasok kendaraan listrik global.***
Artikel Terkait
Sasmito: Danantara Dapat Suntikan Dana Segar Rp700 Triliun jika Prabowo Mau Ambil Saham BCA
Danantara dan IFG Gelar Corporate Communication Gathering, Perkuat Kolaborasi Komunikasi dan Stakeholder Management
DPR dan Danantara Tanggapi Polemik Ambil Alih 51 Persen Saham BCA
Bikin Program Khusus, Danantara Indonesia Kirim 33 Direksi BUMN ke Sekolah Bisnis Terkenal di Swiss
Danantara Siapkan Patriot Bonds, Instrumen Pembiayaan Strategis seperti Jepang dan AS
Prabowo Gaspol Bentuk Lembaga Baru dari Bank Emas, Danantara hingga Otorita Pantura Jawa