KONTEKS.CO.ID - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS kembali bergerak melemah pada perdagangan Jumat, 22 Agustus 2025.
Berdasarkan data Bloomberg, rupiah ditutup di level Rp16.289,50 per dolar AS, turun 0,11% dibanding sehari sebelumnya.
Pelemahan ini terjadi seiring kombinasi faktor dalam negeri dan global.
Baca Juga: Ancelotti Pilih Tak Panggil Dua Bintang Real Madrid ke Timnas Brasil
Dari sisi domestik, kebijakan fiskal yang tertuang dalam RAPBN 2026 dinilai memberi sinyal tekanan tambahan bagi mata uang Garuda.
Sementara di sisi global, ketegangan geopolitik Rusia–Ukraina dan kebijakan tarif baru dari AS ikut menambah ketidakpastian.
Rupiah Ikut Tertekan Bersama Mata Uang Asia
Tidak hanya rupiah, mayoritas mata uang Asia juga ikut tertekan.
Baca Juga: Viral Foto Wamenaker Immanuel Ebenezer Terbaring dengan Alat Medis di Badan, KPK Ungkap Kondisi Noel
Yen Jepang turun 0,17%, dolar Singapura melemah 0,10%, won Korea Selatan terkoreksi 0,08%, dan yuan China susut 0,02%.
Tekanan paling dalam dialami dolar Taiwan yang jatuh 0,74%.
Sebaliknya, hanya ringgit Malaysia yang mampu menguat 0,11% dan dolar Hong Kong naik tipis 0,02%.
Kondisi ini menunjukkan bahwa tren pelemahan rupiah sejalan dengan pergerakan regional.
Baca Juga: BWF 2025: Dua Pasangan Eropa Disebut Jadi Kuda Hitam, Indonesia Jadi Lapar Gelar
“Pasar Asia masih dalam mode waspada. Data ekonomi China yang lebih lemah dari perkiraan menjadi salah satu pemicu pelemahan sentimen di kawasan,” ujar seorang analis pasar valas di Jakarta.
Artikel Terkait
Jadi Bagian Penting Transformasi, Ini Strategi BRI Pertahankan Kualitas Portofolio
Tren Penurunan Saham BBCA, Pengamat Pasar Modal: Ada Risiko Degradasi Fundamental
Prof Didik: Ambil Paksa 51 Persen Saham BCA Narasi Berbahaya
Prof Didik Nilai Narasi Ambil 51 Persen Saham BCA Rusak Sistem Perbankan
Menhub Ungkap Manfaat Signifikan Penetapan 36 Bandara Internasional, Apa Saja?