KONTEKS.CO.ID – Pengamat pasar modal Strategi Institute, Fauzan Luthsa, menilai tren penurunan saham BBCA menunjukkan tanda-tanda kelemahan struktural yang serius.
Fauzan pada Kamis, 21 Agustus 2025, mengatakan, penurunan saham BBCA juga menunjukkan bahwa Bank BCA tengah mengalami degradasi fundamental dan dihantam isu-isu negatif yang memicu kepanikan investor.
“Lonjakan beban pajak dan beban provisi jadi perhatian lemahnya kinerja keuangan, saya melihat manajemen gagal mengantisipasi risiko di tengah ketatnya likuiditas sektor perbankan,” ujarnya.
Baca Juga: Perkara BLBI Seret Harga Saham BCA ke Tepi Jurang, Sempat Longsor 6,16 Persen dalam Sepekan
Menurutnya, valuasi -bank yang pernah terkait kasus BLBI ini- terbilang masih premium dengan PBV 4,8x. Ia menilai, sentimen negatif atas saham BCA saat ini terbilang berat.
“Mulai dari wacana pengambilalihan 51% saham terkait kasus BLBI 1998 dan audit ulang bailout serta penerima manfaat obligasi rekap yang berasal dari APBN lebih dari dua dekade. Persepsi publik sudah terbentuk,” ujarnya.
Fauzan menilai, tak heran jika isu-isu tersebut membuat panic selling dan berpotensi merontokkan IHSG yang didominasi saham-saham beraset jumbo.
Baca Juga: BCA Bantah Masih Berutang Rp60 Triliun dan Angsur Rp7 Triliun Per Tahun ke Negara
“Prediksi saya, jika isu-isu tersebut berlanjut dan resesi menghantam, harga berpotensi menembus Rp8.000 atau lebih rendah,” katanya.
Ia menyarankan investor untuk realistis di tengah tren penurunan yang berpotensi terus berlangsung. ***.
Artikel Terkait
Tak Setangguh yang Dikira, Sistem Keamanan Bank BCA Sering Digoyang Isu Miring di Forum Black Hacker
Ini Tanggapan BCA Soal Pembelian 51 Persen Saham oleh Djarum Group
BCA Sebut Harga Saham Saat Diakuisisi Djarum Group Bukan Rp117 Triliun
BCA Bantah Masih Berutang Rp60 Triliun dan Angsur Rp7 Triliun Per Tahun ke Negara
Perkara BLBI Seret Harga Saham BCA ke Tepi Jurang, Sempat Longsor 6,16 Persen dalam Sepekan