• Minggu, 21 Desember 2025

Ini Tanggapan BCA Soal Pembelian 51 Persen Saham oleh Djarum Group

Photo Author
- Rabu, 20 Agustus 2025 | 17:04 WIB
Utang BLBI BCA bikin negara rugi Rp78 triliun (Foto: Unsplash.com/HendraJn)
Utang BLBI BCA bikin negara rugi Rp78 triliun (Foto: Unsplash.com/HendraJn)

KONTEKS.CO.ID - Bank BCA mengklaim bahwa tudingan ekonom dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Sasmito Hadinegoro bahwa Djarum Group mengakuisisi 51 persen saham BCA hanya sekitar Rp5 triliun adalah tidak benar.

"Merupakan informasi yang tidak benar," kata I Ketut Alam Wangsawijaya, Corporate Secretary BCA dalam surat kepada Bursa Efek Indonesia pada Rabu, 20 Agustus 2025.

Ia menjelaskan, angka Rp117 triliun yang sering disebut dalam narasi merujuk pada total aset BCA, bukan nilai pasar perusahaan.

Baca Juga: Tak Setangguh yang Dikira, Sistem Keamanan Bank BCA Sering Digoyang Isu Miring di Forum Black Hacker

"Nilai pasar ditentukan oleh harga saham perusahaan di bursa efek, dikalikan dengan jumlah total saham yang beredar," ujarnya.

Lebih lanjut Ketut menyampaikan, BCA sudah melaksanakan Initial Public Offering (IPO) pada tahun 2000, sehingga harga sahamnya terbentuk berdasarkan mekanisme pasar.

BCA menyampaikan surat kepada Bursa Efek Indonesia (BEI) menjawab permintaan klarifikasi yang sebelumnya dilayangkan BEI kepada Bank BCA.

"Tanggapan Atas Surat Bursa Efek Indonesia No. S-09602/BEI.PP2/08-2025 tanggal 19 Agustus 2025 perihal Permintaan Penjelasan Atas Pemberitaan di media massa," demikian surat jawaban Bank BCA.

Baca Juga: Geger Kasus Utang BLBI BCA ke Negara, Ekonom: Harus Diusut Lewat Proses Hukum yang Kredibel

Surat tersebut ditujukan kepada BEI, khususnya kepada I Gede Nyoman Yetna selaku Direktur Penilaian Perusahaan dan Adi Pratomo Aryanto selaku Kepala Divisi Penilaian Perusahaan 2.

Pihak BEI sebelumnya menyampaikan surat untuk meminta penjelasan Bank BCA atas pemberitaan di media massa, yakni Sasmito menduga adanya rekayasa dalam akuisisi 51 persen saham BCA oleh Djarum Grup, kerajaan bisnis milik Budi Hartono di era Megawati.

"Pada waktu itu, pada Desember 2002, nilai sahamnya (BCA) Rp117 triliun. Dalam buku, BCA mempunyai utang ke negara Rp60 triliun, diangsur Rp7 triliun setiap tahunnya," katanya.***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Setiawan Konteks

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X