Saat mata uang terus merosot, sentimen pasar pun ikut melemah.
Baca Juga: Samsung Klaim Exynos 2600 Akan Menjadi Chipset 2nm Pertama di Pasaran
"Kalau tekanan ini berlanjut, Bank Indonesia harus siap intervensi di pasar. Stabilitas rupiah bukan cuma soal kepercayaan, tapi juga daya beli rakyat," tegas ekonom senior INDEF, Nailul Huda.
Kondisi pasar saat ini mengingatkan kita bahwa ekonomi global tetap penuh kejutan.
Tekanan eksternal bisa datang kapan saja, dan respons cepat jadi kunci.
Untuk Indonesia, menjaga stabilitas rupiah bukan cuma urusan moneter—tapi menyangkut stabilitas ekonomi nasional secara keseluruhan.
Baca Juga: Amnesti Hasto dan Abolisi Tom Lembong Membingungkan, KPK Jangan Jadi Penegak Hukum Berbau Pesanan
Dalam beberapa hari ke depan, pelaku pasar akan menunggu sinyal baru dari The Fed dan kebijakan lokal.
Tapi satu hal pasti: rupiah sedang diuji, dan semua mata tertuju pada bagaimana pemerintah dan bank sentral merespons ujian ini.***
Artikel Terkait
Didik Rachbini: Tak Ada UU Rekening Dormant 3 Bulan Harus Diblokir
kebijakan Blokir Rekening Dormant, Ekonom Nilai Ketua PPATK Layak Diganti
Pengelolaan Danantara Belum Transparan, Direktur CELIOS Rekomendasikan Pemerintah Copas SWF Norwegia alias Norfund
Harga Emas Antam Hari Ini 2 Agustus 2025: 1 Gram Tembus Rp1,94 Juta, Cek Daftar Lengkapnya
Kriminalisasi Tom Lembong Berdampak pada Ekonomi Nasional