KONTEKS.CO.ID – Amerika Serikat dan Jepang menyepakati penurunan tarif impor menjadi 15% setelah negosiasi intensif yang sempat diwarnai ancaman dari Presiden Donald Trump untuk menaikkan tarif menjadi 25% mulai 1 Agustus.
Dalam pengumuman melalui platform Truth Social pada Selasa 22 Juli 2025 waktu setempat, Trump menyebut kesepakatan itu sebagai salah satu pencapaian perdagangan terbesar dalam sejarah hubungan kedua negara.
Ia juga mengklaim bahwa Jepang akan menginvestasikan dana jumbo sebesar USD550 miliar atau sekitar Rp8.975 triliun (asumsi kurs Rp16.318/USD) ke ekonomi AS.
Baca Juga: KPK Sebut Pembelian Mesin EDC BRI Lewat 'Calo' alias Pihak Ketiga: Harga Otomatis Meroket!
"Kesepakatan ini akan menciptakan ratusan ribu lapangan kerja. Amerika akan menerima 90% dari keuntungan investasi Jepang,” ujar Trump tanpa merinci skema pembagian keuntungan tersebut.
Tak hanya tarif dan investasi, kesepakatan juga mencakup pembukaan akses pasar Jepang bagi produk-produk Amerika seperti mobil, truk, beras, dan komoditas pertanian lainnya.
Kesepakatan ini datang di tengah tekanan domestik terhadap Trump untuk merealisasikan janji perjanjian dagang menjelang batas waktu penaikan tarif.
Baca Juga: 23 Juli Hari Apa? Ini Makna Penting di Balik Hari Anak Nasional 2025 ke-41 yang Perlu Kamu Tahu
Dalam beberapa pekan terakhir, AS juga menandatangani kesepakatan serupa dengan Filipina, Indonesia, Inggris, dan Vietnam.
Jepang Masih Hitung-Hitung
Dari pihak Jepang, Perdana Menteri Shigeru Ishiba merespons lebih hati-hati. Dalam konferensi pers di Tokyo pada Rabu 23 Juli 2025, Ishiba menyatakan bahwa pemerintah Jepang masih akan menelaah detail perjanjian sebelum memberikan tanggapan resmi.
“Mengenai hasil negosiasi ini, saya belum dapat mengomentarinya sampai kami secara cermat memeriksa rincian perundingan dan isi kesepakatan tersebut,” katanya.
Baca Juga: Gratis, Garena Bagikan Kode Redeem FF Free Fire Edisi Hari Anak Nasional: Rabu 23 Juli 2025, Sikat!
Sikap Ishiba tak lepas dari tekanan politik di dalam negeri. Hanya beberapa hari sebelum pengumuman kesepakatan ini, koalisi pimpinan Ishiba kehilangan mayoritas di majelis tinggi parlemen Jepang, menambah tekanan politik terhadap pemerintahannya dalam menghadapi isu ekonomi dan hubungan luar negeri yang semakin kompleks.
Investasi dan Tarik-ulur Global
Meski Trump menyebut investasi Jepang sebagai terbesar dalam sejarah, para pengamat menilai pernyataan tersebut masih butuh pembuktian.
Artikel Terkait
Trump Gandakan Tarif Impor Baja dan Aluminium Jadi 50 Persen, Janji Lindungi Industri Dalam Negeri
Tarif Impor 32 Persen dari AS Ditunda, Menko Airlangga: Proses Perundingan Masih Berlanjut
Terungkap Isi Obrolan Donald Trump dan Presiden Prabowo via Telepon Soal Tarif Impor 19 Persen
Tarif Impor 19 Persen dari AS Sudah Final, Pelaku Usaha Diminta Maksimal
AS Turunkan Tarif Impor Produk RI Jadi 19 Persen, Ekspor Diproyeksi Melonjak di Paruh Kedua 2025