KONTEKS.CO.ID - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang menjadi fokus utama pemerintah untuk pemenuhan gizi anak dan peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) terus berjalan hingga kini. Di balik distribusi makanan bergizi untuk ribuan siswa di suatu wilayah, terdapat kebutuhan besar untuk memastikan rantai pasok berjalan secara efisien dan berkelanjutan.
Salah satu contohnya di Kecamatan Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Berkat dukungan penuh PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI sebagai mtrastrtegis pemerintah dalam akses pembiayaan ekosistem MBG, Ely Hartati selaku pelaku usaha katering lokal, merasakan langsung manfaatnya.
Ely mengatakan, akses pembiayaan BRI membantunya mengembangkan dua dapur produksi yang kini menjadi bagian dari rantai pasok Program MBG di daerah tersebut.
Baca Juga: Fantastis, Mensos Ungkap Penerima Bansos yang Transaksi Judi Online hingga Rp3 Miliar
"Saya awalnya mendapat tawaran dari yayasan untuk menjadi mitra dalam program dapur MBG. Saat itu, dapur saya adalah yang paling siap direnovasi," ujarnya.
Peluang itu terbuka berkat kedekatannya sebagai nasabah setia BRI selama lebih dari 30 tahun. Selama itu pula ia rutin memanfaatkan fasilitas kredit dari BRI untuk mengembangkan usaha kateringnya yang telah berdiri sejak 2009.
Saat ini, Ely mengelola dua dapur aktif yang berlokasi di Jalan Panjaitan dan Jalan Enggang di Kecamatan Tenggarong.
Baca Juga: Maula Akbar dan Istri Minta Maaf, Ngaku Terpukul Atas Insiden Pesta Rakyat Pernikahannya di Garut
"Lewat pinjaman dari BRI, saya bisa melakukan pengadaan peralatan seperti food tray, kendaraan operasional, dua kulkas besar, serta showcase untuk penyimpanan makanan,” tambahnya.
Pasok MBG untuk Ribuan Siswa
Ely menuturkan, melalui dukungan pembiayaan tersebut, dapur pertamanya bisa beroperasi sejak Februari 2025. Dapur 1 yang dikelola Ely saat ini mendistribusikan makanan bergizi ke 6 sekolah, terdiri dari 2 SMP dan 4 SD, dengan total 3.310 siswa sebagai penerima manfaat.
Kini, seiring meningkatnya jumlah sekolah yang dilayani dan permintaan distribusi makanan bergizi dari wilayah sekitar, dapur kedua yang berlokasi di Jalan Enggang mulai disiapkan. Rencananya, dapur ke-2 ini mulai beroperasi pada Juli 2025. Sasarannya untuk melayani 12 sekolah, mencakup 2 SMK, 1 SMA, 1 SMP, dan 8 SD, dengan jumlah penerima manfaat mencapai 3.350 siswa.
Baca Juga: MK Larang Wamen Rangkap Jabatan, Wamenlu: Kita Ikuti Saja
Lebih lanjut, Ely pun bercerita bahwa dampak dari distribusi makanan bergizi gratis ini mulai dirasakan secara nyata. Selain memberikan manfaat dari sisi peningkatan gizi bagi anak-anak sekolah, inisiatif ini juga berkontribusi langsung terhadap perputaran ekonomi lokal.
Melalui dua dapur yang dikelolanya, Ely kini dapat membuka lapangan pekerjaan dengan mempekerjakan masing-masing 52 karyawan lokal, mulai dari juru masak, tenaga distribusi, logistik, hingga staf administrasi operasional. Total Ely sudah melibatkan lebih dari 100 orang dalam ekosistem dapur yang ia bangun sebagai bagian dari Program MBGM.
Artikel Terkait
Menteri Maman Sebut SPPG di MBG Jadi Ekosistem untuk UMKM
Survei IPO: Mayoritas Warga Nilai Pelaksanaan MBG Memuaskan
Luhut Sebut Besaran Anggaran MBG 2026 Capai Rp300 Triliun, Naik Hampir 2 Kali Lipat
Portofolio Sustainable Finance BRI Terbesar, Tembus Rp796 Triliun: Tunjukkan Komitmen Kuat ESG
Korupsi di Bank BRI Menjalar ke Daerah, Kejari Kuningan Tetapkan 2 Pejabat Bank Rakyat Indonesia sebagai Tersangka Fasilitas Kredit
Luncurkan BRILiaN Way, Danantara Puji Tekad BRI Jadi Bank Paling Menguntungkan di Asia Tenggara