Di sisi lain, CIMB Niaga menekankan bahwa penurunan BI rate bisa memberi efek domino terhadap penurunan bunga bank, selama biaya dana dapat ditekan secara berkelanjutan.
Realita di Lapangan Masih Berat
Baca Juga: Profil Anette Liana Dewi, Aspri Prabowo yang Cantik dan Setia ini Ditunjuk Jadi Komisaris Sarinah
Faktanya, data terbaru menunjukkan bahwa bunga deposito 1 bulan masih naik tipis dari 4,81% di Januari menjadi 4,83% pada April 2025.
Bahkan, beberapa bank diketahui memberikan penawaran bunga deposito yang melampaui angka resmi yang dipublikasikan.
Untuk bunga kredit pun, nyaris tidak ada perubahan signifikan.
Rata-rata bunga kredit masih berada di angka 9,19%, hampir sama dengan awal tahun.
Baca Juga: MITI Ingatkan Pemerintah Tak Paksakan Proyek DME, Rakyat Bisa Jadi Korban
Padahal, BI berharap suku bunga perbankan bisa segera ikut melandai untuk mendorong penyaluran kredit yang lebih agresif.
Semakin banyak kredit tersalurkan, semakin besar pula potensi pertumbuhan ekonomi yang bisa dicapai.
Akankah Kredit Jadi Lebih Terjangkau?
Meskipun penurunan BI rate memberi harapan, keputusan akhir tetap berada di tangan masing-masing bank.
Baca Juga: Identitas Warga Australia yang Menyelundupkan 1,7 Kilogram Kokain di Bali Terkuak
Mereka harus menyesuaikan dengan strategi bisnis, struktur dana, serta profil risiko nasabah.
Konsumen perlu bersabar karena bunga kredit tidak akan langsung turun seperti membalik telapak tangan.
Namun setidaknya, langkah BI ini menjadi sinyal awal bahwa arah kebijakan moneter sedang berpihak pada pemulihan ekonomi.
Jika likuiditas membaik dan biaya dana mulai turun, ada peluang suku bunga kredit ikut terkoreksi dalam waktu dekat.***
Artikel Terkait
Siap-siap, Pemerintah Siapkan 6 Insentif Ekonomi Mulai 5 Juni 2025, Ada Bansos Hingga Subsidi Upah
Anda Bergaji di Bawah Rp3,5 Juta, Siap-siap Terima Bantuan Subsidi Upah Mulai 5 Juni Ini
Cek Harga Emas Antam Minggu, 25 Mei 2025 Stagnan dengan level Rp1.930 Juta Per Gram
PM Li Qiang Datang, Indonesia Banjir Pabrik Mobil Listrik China
Jumlah Uang yang Beredar di Indonesia Turun Rp9.309 Triliun