KONTEKS.CO.ID - Bank Indonesia (BI) resmi menurunkan suku bunga acuannya menjadi 5,5% pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) Mei 2025.
Keputusan ini seharusnya membuka peluang bagi industri perbankan untuk ikut memangkas bunga pinjaman maupun bunga simpanan.
Namun, dalam praktiknya, hal tersebut tidak serta-merta terjadi.
Baca Juga: Menbud Fadli Zon: Tidak Ada Pemasangan Eskalator di Candi Borobudur
Bunga Turun, tapi Tidak Otomatis Murah
Meski langkah BI menurunkan suku bunga membawa angin segar, dampaknya ke sektor riil belum langsung terasa karena masih ada sejumlah hambatan.
Direktur Kepatuhan Bank OK menyebut bahwa likuiditas antarbank masih ketat dan persaingan menghimpun dana cukup tinggi.
Artinya, bank belum bisa langsung menurunkan suku bunga kredit karena beban biaya dana (cost of fund) masih berat.
Baca Juga: Cek Mandiri Tilang ETLE: Panduan Praktis bagi Pengendara
Kondisi ini membuat suku bunga kredit belum bisa ikut turun dalam waktu dekat.
Penurunan BI rate memang bisa menjadi awal, tapi realisasinya bergantung pada seberapa besar permintaan kredit yang berkualitas dan seberapa kuat dukungan likuiditas bank.
Bank Mandiri menyatakan bahwa penyesuaian bunga simpanan dan kredit sangat tergantung pada kondisi internal masing-masing bank, strategi bisnis, dan situasi pasar.
Baca Juga: Viral Harga Tiket Konser Tunggal Ayu Ting Ting Capai Rp1 Juta, Netizen: Fan Benefit Gak Worth It?
Meski begitu, mereka tetap bertekad memperluas penyaluran kredit selama kondisi likuiditas mencukupi dan ada dukungan dari kebijakan fiskal yang selaras.
Bank ini pun percaya diri mampu mendorong pertumbuhan kredit konsolidasi di kisaran 10%–12% hingga penutupan tahun 2025.
Artikel Terkait
Siap-siap, Pemerintah Siapkan 6 Insentif Ekonomi Mulai 5 Juni 2025, Ada Bansos Hingga Subsidi Upah
Anda Bergaji di Bawah Rp3,5 Juta, Siap-siap Terima Bantuan Subsidi Upah Mulai 5 Juni Ini
Cek Harga Emas Antam Minggu, 25 Mei 2025 Stagnan dengan level Rp1.930 Juta Per Gram
PM Li Qiang Datang, Indonesia Banjir Pabrik Mobil Listrik China
Jumlah Uang yang Beredar di Indonesia Turun Rp9.309 Triliun