• Senin, 22 Desember 2025

Saham Perusahaan Berisi 3 Karyawan Tetap Ini Melonjak 122 Persen, BEI Hentikan Perdagangan Sementara

Photo Author
- Selasa, 20 Mei 2025 | 10:07 WIB
Saham (Unsplash.com)
Saham (Unsplash.com)

KONTEKS.CO.ID - Bursa Efek Indonesia (BEI) resmi menghentikan sementara perdagangan saham PT Platinum Wahab Nusantara Tbk (TGUK) pada Selasa, 20 Mei 2025.

Keputusan ini diambil menyusul lonjakan harga saham TGUK yang dinilai tidak wajar dalam waktu singkat.

“Penghentian sementara dilakukan di pasar reguler dan pasar tunai sebagai langkah cooling down dan bentuk perlindungan bagi investor,” tulis BEI dalam keterangan resminya.

Baca Juga: Harga Bitcoin Melemah Imbas Penurunan Peringkat Utang AS, Analis Optimistis Bisa Tembus USD138.000

Suspensi diberlakukan untuk memberikan ruang bagi investor agar dapat mencermati kembali kondisi fundamental dan keterbukaan informasi dari TGUK sebelum melakukan keputusan investasi.

BEI menilai telah terjadi peningkatan harga kumulatif signifikan pada saham emiten tersebut dalam dua bulan terakhir.

Saham Meroket Sejak Maret

Saham TGUK mencatat penguatan tajam sejak pertengahan Maret. Dalam rentang waktu 14 Maret hingga 19 Mei 2025, saham perusahaan ritel makanan dan minuman itu melonjak 122%, dari Rp50 menjadi Rp111 per saham. Bahkan, hanya dalam perdagangan Senin, 19 Mei 2025, TGUK naik 6,73%.

Baca Juga: Grab Indonesia Hormati Aksi Demo Ojol 20 Mei, Siapkan Mitigasi Gangguan Layanan

Padahal, sejak akhir September 2024, saham TGUK nyaris stagnan di kisaran Rp50. Pergerakan harga yang agresif ini memunculkan kekhawatiran di kalangan otoritas bursa dan pelaku pasar akan potensi spekulasi berlebihan.

TGUK, yang mencatatkan sahamnya di BEI pada 10 Juli 2023, dikenal sebagai pemilik merek dagang Teguk dan Cemil.in, yang fokus menjual makanan dan minuman ringan.

Kinerja dan Struktur Organisasi Tergerus

Dalam laporan keterbukaan informasi yang dirilis 6 Februari 2025, perseroan mengungkapkan bahwa hingga 31 Desember 2024, hanya terdapat tiga karyawan tetap yang tercatat di kantor pusat. Penurunan ini terjadi karena sebagian besar tenaga kerja di gerai merupakan karyawan outsource.

Tak hanya itu, jumlah gerai TGUK juga mengalami penurunan drastis. Saat penawaran saham perdana, TGUK mengoperasikan 145 outlet, namun pada Oktober 2024 jumlahnya tersisa hanya 35 outlet.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Lopi Kasim

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Stok Aman, Pemerintah Putuskan Stop Impor Beras 2026

Sabtu, 20 Desember 2025 | 15:45 WIB
X