KONTEKS.CO.ID - Swasembada energi dan pangan menjadi dua pilar utama dalam visi besar Prabowo Subianto untuk mewujudkan Indonesia yang mandiri, kuat, dan berdaulat.
Dalam berbagai kesempatan, dia menegaskan pentingnya ketahanan nasional yang tidak hanya berbasis pada pertahanan militer, tetapi juga ketahanan ekonomi, terutama di sektor energi dan pangan.
1. Mengapa Swasembada Energi dan Pangan Penting?
Indonesia merupakan negara besar dengan populasi lebih dari 270 juta jiwa. Ketergantungan pada impor energi dan pangan membuat negara ini rentan terhadap fluktuasi harga global, krisis pasokan, dan tekanan geopolitik.
Baca Juga: Program Kartu Prakerja Belum Dibuka: Peserta Diminta Sabar Menunggu Gelombang Selanjutnya
Oleh karena itu, swasembada menjadi langkah strategis untuk menjaga kedaulatan bangsa, mengurangi defisit neraca perdagangan, serta menciptakan lapangan kerja di dalam negeri.
2. Strategi Swasembada Energi: Pemanfaatan Energi Terbarukan
Prabowo menekankan pentingnya diversifikasi sumber energi. Indonesia memiliki potensi besar dalam energi terbarukan seperti:
-
Energi surya dan angin: Cocok untuk wilayah-wilayah terpencil dan kepulauan.
-
Bioenergi dan biomassa: Memanfaatkan limbah pertanian dan kehutanan.
-
Geotermal: Indonesia memiliki cadangan geotermal terbesar kedua di dunia.
Prabowo juga mendorong hilirisasi industri energi, termasuk peningkatan kapasitas kilang minyak dan pengembangan ekosistem kendaraan listrik untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar impor.
3. Swasembada Pangan: Perkuat Petani, Bangun Lumbung Pangan
Untuk sektor pangan, Prabowo ingin menjadikan Indonesia sebagai negara agraris yang benar-benar berdaulat. Beberapa langkah yang diusung:
-
Modernisasi pertanian: Penggunaan teknologi drone, irigasi pintar, dan mekanisasi untuk meningkatkan produktivitas.
-
Revitalisasi lahan tidur: Pembukaan dan pengelolaan lahan pertanian baru di daerah potensial.
-
Kemandirian benih dan pupuk: Mendorong produksi dalam negeri agar tidak tergantung pada impor.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.Tags
Terkini
BRI Sebar Ribuan Relawan dan Armada Bantuan, Memperkuat Tanggap Darurat hingga Pemulihan Bencana Sumatra
Sabtu, 20 Desember 2025 | 20:06 WIB Stok Aman, Pemerintah Putuskan Stop Impor Beras 2026
Sabtu, 20 Desember 2025 | 15:45 WIB BUMN Peduli Hadir untuk Negeri, BRI Berkomitmen Penuh dalam Pemulihan Bencana di Sumatra
Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:59 WIB Danantara Indonesia dan BP BUMN Kerahkan Lebih dari 1.000 Relawan dan 100 Truk Bantuan Kemanusiaan untuk Penanganan Bencana
Sabtu, 20 Desember 2025 | 07:35 WIB Bencana Sumatra Berujung 'Badai' Finansial, BEI Resmi Bekukan Saham Toba Pulp Lestari
Jumat, 19 Desember 2025 | 10:10 WIB BPK Ungkap Aset Proyek PLN Nyaris Rp2 Triliun Belum Berikan Manfaat, Potensi Biaya Hangus Capai Rp229,7 Miliar
Jumat, 19 Desember 2025 | 10:06 WIB Bank Dunia Warning Defisit APBN 2,9 Persen, Purbaya: Suka-Suka Dia, Jangan Terlalu Percaya!
Jumat, 19 Desember 2025 | 08:39 WIB Pasar Durian China Bernilai Rp117 Triliun, Indonesia Bidik Pangsa 5–10 Persen
Jumat, 19 Desember 2025 | 06:48 WIB Ekspor Durian Beku Langsung ke China, Biaya Logistik Hemat Rp300 Juta
Jumat, 19 Desember 2025 | 06:43 WIB Upah Riil Turun, Bank Dunia Ungkap Tantangan Konsumsi dan Pasar Kerja Indonesia
Kamis, 18 Desember 2025 | 17:09 WIB Bank Dunia Ingatkan Banjir Sumatra Berisiko Picu Penurunan Pertumbuhan Ekonomi
Kamis, 18 Desember 2025 | 17:04 WIB APBN Defisit Rp560,3 Triliun per November 2025, Ini Rinciannya
Kamis, 18 Desember 2025 | 16:34 WIB BPK Bongkar Borok Harga BBM Solar Pertamina, Potensi Kerugian Nyaris Rp7 Triliun!
Kamis, 18 Desember 2025 | 15:20 WIB Estimasi BNPB Rp51 Triliun, Menkeu Purbaya Siapkan Anggaran Rp60 Triliun Pulihkan Bencana Sumatra
Kamis, 18 Desember 2025 | 10:51 WIB Harga Tertekan, Surplus Nikel dan Isu Lingkungan Bayangi Pasar Global
Kamis, 18 Desember 2025 | 10:45 WIB Indonesia Mungkin Pangkas Produksi Nikel hingga 34 Persen pada 2026
Kamis, 18 Desember 2025 | 10:15 WIB Warga Busan Tolak Penjualan Hyundai LNG Shipping ke Perusahaan Indonesia
Rabu, 17 Desember 2025 | 18:40 WIB BPK Bongkar Dana Energi Rp399 Triliun Libatkan Pertamina, Subsidi LPG Jadi Beban Terbesar
Rabu, 17 Desember 2025 | 18:32 WIB Superbank Resmi Melantai di BEI, Raup Rp2,79 Triliun untuk Ekspansi Bank Digital
Rabu, 17 Desember 2025 | 18:13 WIB Tampil Lebih Modern, BRI Tegaskan UMKM Tetap Jadi DNA Bisnis
Rabu, 17 Desember 2025 | 16:32 WIB
Artikel Terkait
Ekonomi di Rezim Orba: Cuan Tipis di Freeport, Swasembada Tapi Impor, Mobnas Gagal, KKN Merajalela
Percepatan Swasembada Gula, Pemerintah Identifikasi 2 Juta Hektare Lahan di Papua Selatan
Prabowo Hapus Kuota Impor, Bagaimana Nasib Swasembada Pangan
Setop Impor, Presiden Prabowo Ungkap Sumber Energi Baru Indonesia dan Targetkan Swasembada BBM