• Senin, 22 Desember 2025

Perusahaan Asal China Ini Nekat Gantikan LG di Proyek Baterai Rp129,8 Triliun di Indonesia

Photo Author
- Kamis, 24 April 2025 | 04:00 WIB
Raksasa Korea Selatan, LG Electronics mundur dari proyek baterai di Indonesia. (lg.com)
Raksasa Korea Selatan, LG Electronics mundur dari proyek baterai di Indonesia. (lg.com)

KONTEKS.CO.ID - Konsorsium raksasa teknologi asal Korea Selatan, LG Energy Solution, secara diam-diam menyudahi perjalanannya dalam proyek rantai pasok baterai kendaraan listrik (EV battery) di Indonesia.

Tanpa gegap gempita, tongkat estafet investasi senilai Rp129,8 triliun itu kini resmi berpindah tangan ke Huayou Cobalt, pemain utama asal China yang kian agresif mencengkeram pasar nikel dan baterai global.

Keputusan ini diumumkan secara resmi oleh Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM Rosan Roeslani dalam konferensi pers di Istana Kepresidenan, Rabu, 23 April 2025.

Baca Juga: Beredar Foto-Foto Terakhir Kali Dunia Melihat Paus Fransiskus: Mengharukan

“Berita bahwa LG mundur itu keliru. Mereka sudah menyelesaikan investasinya di tahap keempat senilai USD1,1 miliar,” ujar Rosan menepis isu pembatalan sepihak.

Akhir dari Negosiasi Lima Tahun

Pergantian mitra ini tak serta-merta terjadi dalam semalam. Pemerintah, melalui Menteri ESDM Bahlil Lahadalia, mengirimkan surat kepada pimpinan LG Chem dan LG Energy Solution (LGES) pada 31 Januari 2025, surat yang secara tersirat membuka pintu bagi Huayou.

“Huayou sudah menyatakan minat, teknologinya juga sudah siap. Mereka hanya menggantikan posisi LG,” ujar Rosan.

Baca Juga: Princess Hitachi Hanako dan Istri PM Jepang, Yoshiko Ishiba Terpesona Keindahan Perak Bali dan Kain Batik

Negosiasi lintas negara selama lima tahun itu akhirnya menemui titik simpul. Meski LG menarik diri dari kelanjutan proyek, total nilai investasinya tidak berubah, yaitu tetap sejumlah USD9,8 miliar.

Proyek ini juga masih menggandeng PT Antam (Persero) dan PT Indonesia Battery Corporation (IBC), sebagai mitra dalam negeri.

Huayou: Lama Bermain, Kini Maju ke Panggung Utama

Masuknya Huayou bukan tanpa alasan. Perusahaan asal China ini telah menanamkan modal besar di kawasan industri strategis Indonesia, terutama di Weda Bay, Maluku Utara. Wilayah yang disebut-sebut sebagai pusat baru industri logam dunia.

Baca Juga: Yakin Indonesia Akan Pimpin Revolusi Hijau, Prabowo Izinkan Negara Lain yang Ingin Beras

“Mereka sudah lebih dulu berinvestasi, bahkan lebih besar dari LG,” kata Rosan.

Dengan portofolio dan rekam jejak yang kuat dalam hilirisasi nikel dan pengembangan teknologi baterai, Huayou dinilai mampu mengisi celah yang ditinggalkan LG.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Iqbal Marsya

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Stok Aman, Pemerintah Putuskan Stop Impor Beras 2026

Sabtu, 20 Desember 2025 | 15:45 WIB
X