dunia

Arab Saudi Setuju dengan 'Riviera Timur Tengah' di Gaza, tapi Tolak Pemindahan Warga Palestina

Kamis, 13 Februari 2025 | 13:18 WIB
Peta Gaza (Unsplash.com)

KONTEKS.CO.ID Arab Saudi menyatakan kesediaannya untuk mendukung rencana pembangunan "Riviera Timur Tengah" di Gaza yang diusulkan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Tetapi ada syaratnya, yaitu warga Palestina tidak berpindah dari tanah mereka.

Pernyataan ini disampaikan oleh Duta Besar Saudi untuk Inggris, Pangeran Khalid bin Bandar, dalam wawancara dengan London Broadcasting Company (LBC).

"Posisi pemerintah saya adalah bahwa kami akan menyambut 'Riviera' di Gaza. Saya pikir itu akan luar biasa. Namun, kami tidak akan melakukannya dengan memindahkan orang-orang Palestina, tentu saja tidak memindahkan mereka ke Saudi; mereka tidak ingin pindah," ujar Khalid dikutip dari Arab News, Kamis 13 Februari 2025.

Baca Juga: Menteri ESDM Bahlil Lahadalia Bakal Bikin Badan Pengawas Gas Elpiji 3 Kg, Ini Alasannya 

Saudi Tolak Pemindahan Paksa Warga Palestina

Khalid menegaskan bahwa tanah Gaza adalah milik warga Palestina. Oleh karena itu mereka berhak mendapatkan pembangunan tanpa perlu meninggalkan tanah mereka.

Pernyataan ini muncul setelah Trump mengusulkan pembangunan kawasan wisata dan properti besar di Gaza, sambil memindahkan warganya ke negara lain. Usulan Trump menuai kritik keras dari dunia Arab dan Eropa karena dianggap sebagai bentuk pengusiran paksa.

Selama konferensi pers dengan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, Trump bahkan menyebut Gaza sebagai "lokasi pembongkaran" dan menyarankan pemindahan warga Palestina ke negara lain untuk kehidupan yang lebih baik.

Baca Juga: MotoGP Kurangi Jumlah Seri di Semenanjung Iberia, Mana Bakal Dicoret?

Namun, Khalid dengan tegas menolak transfer ide tersebut.

“75 tahun yang lalu, banyak warga Palestina meninggalkan rumah mereka dan kehilangannya. Saya rasa mereka tidak ingin melakukannya lagi,” tegasnya.

Arab Saudi: Solusi Dua Negara adalah Kunci Perdamaian

Khalid menyatakan bahwa sebelum pembangunan kembali Gaza dilakukan, wilayah tersebut harus distabilkan dan ada mekanisme perdamaian yang jelas.

Ia menegaskan bahwa solusi dua negara berdasarkan perbatasan tahun 1967, dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kota Palestina, adalah satu-satunya solusi yang adil.

Baca Juga: Siaran Langsung Iran Vs Indonesia di Piala Asia U-20, Saksikan Timnas U-20 Live di RCTI

“Sangat sederhana, solusi dua negara berdasarkan perbatasan 1967, dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kota,” kata Khalid.

Halaman:

Tags

Terkini