KONTEKS.CO.ID - Italia dan Indonesia dikabarkan menyatakan kesediaan prinsip untuk berkontribusi dalam pembentukan pasukan stabilisasi internasional (International Stabilization Force/ISF) di Jalur Gaza.
Namun ada syarat ketat yang dikedepannya, yaitu tidak ada interaksi langsung dengan Hamas.
Laporan harian Israel Today pada Selasa, 16 Maret 2025, menyebutkan komitmen kedua negara tersebut masih bergantung pada skema penugasan yang jelas serta jaminan keamanan di lapangan.
Baca Juga: Kementerian UMKM Optimistis Capaian Perkuatan Usaha Mikro pada 2025 Jadi Modal Akselerasi
Disebutkan pula, Amerika Serikat berencana menggelar konferensi di Doha, Qatar.
Konferensi itu akan melibatkan negara-negara calon peserta pasukan internasional tersebut.
Namun demikiansebagian besar negara masih enggan bergabung sebelum Hamas benar-benar dilucuti.
Baca Juga: Ray Rangkuti Kecam Pernyataan Mendagri soal Bantuan Malaysia: Memalukan dan Angkuh!
Sikap itu kontras dengan fakta lebih dari 24 negara saat ini telah terlibat dalam markas internasional di Kiryat Gat, Israel selatan.
Mereka bertugas memantau gencatan senjata sekaligus menyiapkan rencana pengerahan pasukan baru.
Turki juga telah menyatakan kesiapan mengirim pasukan, tetapi langkah tersebut mendapat penolakan dari Israel.
Baca Juga: Nekat Serang Prajurit TNI di Tambang Emas Ketapang, 2 WNA China Malah Dilepas Gegara Persoalan Ini
Untuk sementara, keterlibatan Turki diperkirakan terbatas pada fase ketiga dari rencana Trump, yakni tahap rekonstruksi, tanpa kehadiran personel bersenjata.
Selain itu, terdapat pula opsi pengerahan pasukan Palestina yang terdiri atas ratusan personel yang telah menjalani pelatihan di Mesir.