dunia

Lansia 71 Tahun Ditangkap karena Sebar Kebencian atas Kebakaran Apartemen Hong Kong

Senin, 8 Desember 2025 | 08:05 WIB
Kebakaran di Apartemen Wang Fuk Court, Hong Kong (Foto: AP Photo)

KONTEKS.CO.ID - Polisi keamanan nasional Hong Kong menangkap seorang pria berusia 71 tahun pada Sabtu, 6 Desember 2025, atas tuduhan mengunggah video bernada hasutan.

Unggahan tersebut juga dinilai memicu kebencian terhadap pemerintah, setelah insiden kebakaran besar yang menewaskan sedikitnya 159 orang.

Penangkapan ini menjadi yang pertama diumumkan aparat terkait kebakaran di Wang Fuk Court pada 26 November 2025, yang memicu desakan publik agar pemerintah bertanggung jawab.

Baca Juga: Kemenhut Ancam Terapkan Pasal Pencucian Uang dan Gugat Pelaku Kejahatan Kehutanan

Kebakaran tersebut menjadi yang paling mematikan di Hong Kong dalam hampir delapan dekade, melahap tujuh menara tinggal di Tai Po.

Otoritas sebelumnya menyebut bahan bangunan berkualitas buruk diduga mempercepat penyebaran api dan memunculkan sorotan terhadap pengawasan konstruksi di kota itu.

Menurut polisi, pria tersebut telah dipanggil untuk dimintai keterangan pada 2 Desember dalam penyelidikan keamanan nasional yang biasanya disertai aturan ketat soal kerahasiaan.

Baca Juga: Pelukan Terakhir Wahyuni, Kisah WNI Korban Kebakaran Apartemen di Hong Kong

Namun ia dituduh membocorkan seluruh isi pemeriksaan, termasuk melalui media sosial.

Kepala Pengawas Departemen Keamanan Nasional, Steve Li, mengatakan tindakan itu dianggap sebagai upaya “memberi tahu” pihak lain yang sedang diselidiki.

Ia juga menuturkan pria tersebut diduga mengunggah sejumlah video yang dinilai menghasut kebencian terhadap pemerintah Hong Kong, pemerintah pusat China, serta lembaga peradilan.

Baca Juga: Kemenhut Sidik Kasus 4 Truk Kayu Diduga Hasil Pembalakan Liar Berkedok Pemegang Hak Atas Tanah di Sumut

Dalam video-video itu, kata Li, pria tersebut menuduh pemerintah Hong Kong dan Beijing sebagai “aktor yang memanfaatkan kebakaran untuk menciptakan kekacauan”.

“Termask menyebut bantuan China setelah insiden itu ‘sekadar pertunjukan’,” ucap Li dan menegaskan pernyataan tersebut adalah kebohongan dan bentuk hasutan.

Halaman:

Tags

Terkini