dunia

Venezuela Respons Keras Ancaman Trump Tutup Wilayah Udara

Minggu, 30 November 2025 | 13:34 WIB
Nicolas Maduro yang memenangi Pilpres Venezuela 2024 mendapat ancaman pendongkelan oleh Presiden AS, Donald Trump. (Foto: IRNA)

Baca Juga: TNI AL Kerahkan 5 Kapal Perang Bawa Bantuan Medis dan Kebutuhan Pengungsi di Sumbar, Sumut, dan Aceh

Presiden Venezuela menegaskan, AS meningkatkan apa yang disebutnya 'alasan dan kebohongan' untuk mencoba membenarkan intervensi di Venezuela. “Itu sebelum pengumuman ini dibuat (pada hari Sabtu) oleh Presiden Trump," tulis Lucia Newman dari Al Jazeera.

Ketakutan Akan Serangan

Newman mengatakan, Pemerintahan Trump telah secara sistematis meningkatkan tekanan terhadap pemerintahan Maduro selama beberapa bulan.

Pada bulan Agustus, Washington menawarkan hadiah USD50 juta (hampir Rp1 triliun) untuk informasi yang mengarah pada penangkapan Maduro, dua kali lipat dari jumlah sebelumnya.

 Dan awal pekan ini, AS mengumumkan akan menetapkan apa yang disebut "Kartel de los Soles", yang diklaimnya terkait dengan Maduro, sebagai organisasi "teroris".

Baca Juga: Rahasia Liburan Hits di Tasikmalaya: 4 Spot Ini Bikin Kamu Lupa Waktu dan Feed Instagram Makin Kece!

Rakyat Venezuela mulai menggunakan istilah Kartel de los Soles pada tahun 1990-an untuk merujuk pada perwira militer berpangkat tinggi yang menjadi kaya dari perdagangan narkoba.

Pada saat yang sama, terdapat laporan bahwa presiden AS telah berbicara dengan mitranya dari Venezuela.

Pada hari Jumat, The New York Times melaporkan, Trump berbicara dengan Maduro pekan lalu dan membahas kemungkinan pertemuan antara kedua pemimpin tersebut di AS.

Mengutip beberapa sumber yang mengetahui masalah ini, surat kabar tersebut mengatakan, saat ini belum ada rencana untuk pertemuan semacam itu. Jika terjadi, ini akan menjadi pertemuan pertama antara Maduro dan seorang presiden AS.

Baca Juga: Tarif Listrik PLN per 1 Desember 2025 untuk Semua Golongan Pelanggan Tak Bergerak! Ini Alasan Mengejutkan Pemerintah

“Trump berubah-ubah sikap terhadap Venezuela,” kata Newman, yang merupakkan editor Al Jazeera untuk Amerika Latin.

Ia menambahkan bahwa meskipun pernyataan Trump pada hari Sabtu merupakan "eskalasi ... di atas kertas", masih harus dilihat apakah Washington akan menyerang negara itu.

"Ketika Anda memberi tahu maskapai penerbangan untuk tidak pergi ke Venezuela, ketika Anda mengatakan bahwa wilayah udara sekarang telah ditutup, Anda mengirimkan pesan yang sangat, sangat agresif. Apakah ini akan terwujud adalah masalah yang sama sekali berbeda," katanya.

Badan Penerbangan Federal AS (FAA) pekan lalu memperingatkan maskapai penerbangan tentang "situasi yang berpotensi berbahaya" di wilayah udara Venezuela akibat memburuknya situasi keamanan dan meningkatnya aktivitas militer.

Halaman:

Tags

Terkini