KONTEKS.CO.ID - Militer AS menggelar unjuk kekuatan terbesarnya hingga saat ini di dekat Venezuela, Kamis 20 November 2025, menjelang tenggat waktu penting pada hari Senin nanti.
Tenggat waktu yang dimaksud adalah keputusan Presiden AS Donald Trump dalam menentukan apakah Presiden Venezuela Nicolas Maduro dan sekutu-sekutunya, termasuk dalam pemerintahannya, sebagai anggota organisasi teroris asing.
Penunjukan "Cartel de los Soles", sebuah frasa yang menurut para ahli lebih merupakan deskripsi pejabat pemerintah yang diduga korup ketimbang kelompok kejahatan terorganisir, sebagai organisasi teroris asing, memberi wewenang kepada Donald Trump untuk menjatuhkan sanksi baru.
Baca Juga: Sprinto: Skuter Listrik Urban yang Tampil Gagah dan Melaju Lebih Jauh
Namun, menurut para ahli hukum, hal itu tidak secara eksplisit mengizinkan penggunaan kekuatan mematikan.
Namun, para pejabat Pemerintah AS telah menyatakan bahwa penunjukan teroris akan memberi AS opsi militer yang lebih luas untuk menyerang Venezuela hingga ke dalam.
"Ini memberi lebih banyak alat bagi departemen kami untuk memberikan opsi kepada Presiden," kata Menteri Pertahanan AS, Pete Hegseth, melansir CNN, Sabtu 22 November 2025.
Baca Juga: Jadwal Final Australian Open 2025, Indonesia Menatap Empat Gelar Juara!
Meskipun AS telah mengakumulasi aset militer di Kawasan Laut Karibia, Trump telah mengisyaratkan masih terbuka terhadap solusi diplomatik, meskipun hingga saat ini belum ada indikasi publik mengenai kemajuan menuju deeskalasi.
Dalam unjuk rasa militer terbesar di dekat Venezuela sejak AS mulai mengancam aksi militer, setidaknya enam pesawat AS muncul di lepas pantai Venezuela pada hari Kamis selama beberapa jam.
Termasuk yang terlibat di dalamnya, jet tempur supersonik F/A-18E, pesawat pengebom strategis B-52, dan pesawat pengintai, menurut analisa CNN terhadap data penerbangan sumber terbuka.
Baca Juga: Dalam Sepekan Bertemu Tiga Kali, Dasco Beri Banyak Laporan buat Prabowo
Sebuah pernyataan yang dirilis oleh Komando Selatan Angkatan Udara Amerika Serikat pada hari Jumat menggolongkan latihan tersebut sebagai "demo serangan bom" untuk mencegah perdagangan gelap.
F/A-18E terbang dari USS Gerald Ford, yang tiba di Karibia awal pekan ini. Sebuah pesawat pengintai RC-135 Rivet Joint, yang dilengkapi kemampuan intelijen sinyal, juga tampak berputar-putar dalam lingkaran "lintasan pacu" di dekat perbatasan timur Venezuela.
Artikel Terkait
Maduro Menang Pilpres Venezuela, Pengamat dari Afsel: Pemilihan yang Adil dan Transparan
Operasi CIA Bunuh Maduro Gagal, Venezuela Tangkap Pasukan Navy SEAL AS
Maria Corina Machado Raih Nobel Perdamaian 2025, Simbol Keberanian Rakyat Venezuela Lawan Rezim Maduro
Heboh Rusia Siap Bantu Venezuela Hadapi Militer AS, Bakal Kirim Rudal Hipersonik
Kapal Perang USS Gerald R Ford Tiba di Laut Karibia, Perang AS vs Venezuela Sudah di Depan Pintu!