Kemudian memuat sepasang bom ke dalam ruang senjata ganda F-35 sebelum pesawat tempur tersebut lepas landas menuju Tonopah.
Keluarga bom gravitasi nuklir B61 dikerahkan dari pangkalan Angkatan Udara AS dan NATO dan telah berada di gudang senjata AS dalam berbagai bentuk selama lebih dari 50 tahun.
Desember lalu, NNSA menyelesaikan program perpanjangan masa pakai B61-12 yang akan memperpanjang masa pakainya setidaknya 20 tahun.
Baca Juga: BMKG Umumkan Tiga Megathrust Paling Kritis Berpotensi Pecah di Wilayah Indonesia
Proyek tersebut melibatkan perbaikan, penggunaan kembali, atau penggantian komponen bom nuklir dan non-nuklir.
B61-12 menggantikan tiga model sebelumnya yang ada dalam stok negara, yaitu B61-3, B61-4, dan B61-7, menurut Angkatan Udara dalam rilis tahun 2021.
Ini menandai program besar pertama untuk memodernisasi hulu ledak nuklir Angkatan Udara dalam lebih dari tiga dekade.
Sebagai bagian dari peningkatan tersebut, Pusat Senjata Nuklir Angkatan Udara memimpin pengembangan kit ekor berpemandu baru buatan Boeing untuk B61-12, dan integrasi dengan pesawat pengebom B-2 Spirit serta pesawat tempur F-15E, F-16, dan F-35.
Baca Juga: Spesifikasi Yamaha Aerox Listrik: Sporty, Kencang, Tanpa Emisi
Brian Adkins, Manajer Lapangan Uji Tonopah yang mengawasi uji coba B61-12 ini, menjelaskan, upaya tersebut mencakup dua hari pengujian yang berhasil untuk mengevaluasi tiga aset uji.
Uji coba F-35 ini berlangsung jauh sebelum Presiden Donald Trump mengunggah pesan media sosial pada akhir Oktober yang mengatakan ia sudah memerintahkan Departemen Pertahanan untuk memulai menguji senjata nuklir AS secara setara dengan negara-negara lain.
Ia klaim diam-diam melakukan uji coba nuklir. Komentar Trump menimbulkan kekhawatiran bahwa Amerika Serikat mungkin akan membatalkan moratorium uji coba senjata nuklir yang telah berlangsung lebih dari tiga dekade.
Menteri Energi Chris Wright mengatakan dalam sebuah wawancara awal November bahwa uji coba yang berfokus pada subsistem senjata nuklir baru sedang dikerjakan. Tetapi tidak akan menghasilkan ledakan nuklir penuh. ***