Prabowo juga menegaskan kembali komitmen Indonesia terhadap sistem perdagangan multilateral berbasis aturan, dengan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) sebagai pilar utamanya.
“Indonesia berkomitmen pada sistem perdagangan multilateral berbasis aturan, dengan WTO sebagai pusatnya, agar semua pihak dapat bersaing di atas gelanggang yang setara,” ujar Presiden.
Ia mengingatkan bahwa pertumbuhan ekonomi yang tidak inklusif hanya akan memperlebar kesenjangan dan memicu konflik sosial.
“Pertumbuhan yang menyingkirkan adalah pertumbuhan yang memecah belah. Perpecahan menciptakan ketidakstabilan, dan ketidakstabilan tidak akan kondusif bagi perdamaian dan kemakmuran,” ucapnya.
Baca Juga: BMKG: Waspada Hujan Lebat Disertai Petir di Jabodetabek Sore Ini
Karena itu, Prabowo menegaskan bahwa inklusi dan keberlanjutan harus menjadi kompas utama dalam pembangunan ekonomi global.
“Inklusivitas harus menjadi pedoman kita. Keberlanjutan juga harus selalu menjadi kompas bagi masa depan dunia yang aman,” tegasnya.
Presiden juga mendorong agar manfaat perdagangan dan investasi dapat dirasakan secara merata oleh seluruh masyarakat.
“APEC harus memastikan bahwa manfaat perdagangan dan investasi menjangkau semua pihak, agar tidak ada satu pun ekonomi yang tertinggal,” katanya.
Ia menambahkan bahwa kerja sama publik–swasta di kawasan Asia-Pasifik harus berorientasi pada manusia (people-centered cooperation and economy), bukan hanya menguntungkan segelintir elite.
Baca Juga: Anthony Budiawan Sebut IKN Langgar Konstitusi karena Dibentuk Otorita
“Memberdayakan usaha kecil melalui akses digital dan finansial sangat penting untuk membantu mereka terintegrasi dalam rantai nilai global,” tutur Prabowo.
Sebagai contoh, ia menyebutkan upaya Indonesia dalam memperkuat koperasi dan pelaku UMKM.
“Kami memberdayakan UMKM, membangun ribuan koperasi, dan memberi kesempatan kepada masyarakat untuk mengambil peran lebih besar dalam ekonomi,” jelasnya.
Baca Juga: Pork Savor Gemparkan Warganet, Direktur Ajinomoto Tegaskan Produknya Halal