Ibu Theodore, Crystal Tang, yang mendidik Theodore dan adik perempuannya yang masih berusia empat tahun di rumah, adalah seorang mahasiswa S3 di Fakultas Kedokteran NTU.
Ia pertama kali bertemu dengan Dr Pullarkat, yang juga Asisten Ketua (Akademik) di Fakultas Kimia, Teknik Kimia, dan Bioteknologi NTU, untuk membahas masalah administrasi perkuliahan.
Ketika Pullarkat mengetahui minat Theodore, ia mengundang calon ahli kimia tersebut untuk menghadiri kuliahnya. “Saya pikir dengan menjadi tamu di kuliah kimia mahasiswa baru saya, Theodore akan memiliki kesempatan untuk menggali lebih dalam minatnya di bidang kimia,” kata Pullarkat. “Ia kini memiliki kesempatan untuk mengeksplorasi topik-topik tingkat tinggi tanpa terkendala ujian atau penilaian.”
“Theodore sangat haus belajar dan telah lama menginginkan pengetahuan kimia di tingkat yang lebih tinggi, jadi kami sangat berterima kasih atas kesempatan langka untuk bergabung dalam kuliah-kuliah NTU ini,” tambah Crystal.
Setiap hari Kamis, di sebuah teater besar, bocah lelaki berusia tujuh tahun yang periang ini duduk di dekat barisan depan bersama para mahasiswa S1 NTU, Constance Han, Zhou Tianya, dan Samuel Chew, yang telah menjadi teman-teman barunya.
Ia menjawab pertanyaan Pullarkat dengan antusias, dan dosennya sering menghampiri untuk mendengarkan jawaban “pemuda” bersuara lembut itu.
Bagi Theodore, menghadiri kuliah tingkat universitas adalah mimpi yang menjadi kenyataan. Ibunya mengatakan, tepat setelah membawanya ke NTU untuk kuliah pertama, Theodore bertanya, "Bolehkah saya menghadiri kuliah setiap hari? Bolehkah saya tinggal di NTU?"
Baca Juga: Pemerintah Indonesia Coba Nego Tarif 0 Persen seperti yang Didapat Malaysia
Teman-teman kuliahnya juga senang dengan kehadirannya yang tak biasa. "Saya menantikan kehadirannya di kuliah mingguan kami. Senyum cerah Theodore dan tingkahnya yang nakal membuat kelas terasa menyenangkan. Melihatnya begitu gembira belajar sungguh memberi saya energi," kata Constance, mahasiswa baru ilmu sistem Bumi lingkungan. ***